Rabu 18 Jan 2017 09:00 WIB
Perkuat Program 5.000 Doktor

Kemenag Jalin Kerja Sama dengan Universitas di Cina

Standing bannner program 5.000 doktor terpasang  di kantor Kemenag, Jakarta.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Standing bannner program 5.000 doktor terpasang di kantor Kemenag, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) akan menjalin kerja sama dengan The University of Nottingham. Kerja sama ini dijalin salah satunya dalam rangka memperkuat SDM Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) melalui program 5.000 Doktor.

"Memang merupakan tantangan terberat bagi Kementerian Agama untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM. Ini karena Kementerian Agama berkontribusi sekitar 25 persen dari Pendidikan Nasional," ungkap Dirjen Pendis Kamaruddin Amin saat bertemu perwakilan The University of Nottingham di Jakarta, Selasa (17/1).

Pertemuan tersebut menyepakati untuk membuat draft MoU yang akan ditandatangani saat Dirjen Pendis berkunjug ke Cina pada Februari mendatang. Selain dengan The University of Nottingham, Kamaruddin juga akan menandatangai MoU dengan beberapa universitas terbaik Cina lainnya. MoU ini terkait kerja sama di bidang pendidikan, khususnya dalam penguatan SDM perguruan tinggi keagamaan dalam bidang ilmu-ilmu umum.

Kedatangan perwakilan salah satu universitas ternama di Ningbo Cina ini juga untuk meminta Kamaruddin Amin memberikan public lecturer di kampus tersebut. Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini dinilai konsen dengan Human Capital Improvement.

Dalam pertemuan itu, Kamaruddin menjelaskan, model pendidikan Islam mulai dari madrasah, pondok pesantren hingga Pendidikan Tinggi Keagamaan. Menurutnya, Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang dibina Kemenag tidak saja mengkaji ilmu agama, tapi juga ilmu umum, seperti: science, kedokteran, dan psikologi.

Program 5.000 Doktor Kementerian Agama yang telah di-launching Presiden Joko Widodo pada akhir 2014, telah menarik berbagai universitas di dunia untuk melakukan kerja sama. Hal ini, tidak terlepas dari upaya Ditjen Pendidikan Islam sejak 2015 untuk melakukan promosi ke luar negeri hingga program ini dikenal di universitas pelbagai dunia.

sumber : kemenag.go.id

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement