Selasa 17 Jan 2017 14:00 WIB

Massive MIMO vs 4X4 MIMO

Red:

Selain massive MIMO, sebenarnya ada lagi teknologi 4x4 MIMO. Bedanya, massive MIMO mampu bekerja massal dan menghasilkan hingga 64 lajur. Sementara 4x4 MIMO hanya 16 lajur.

Lajur tersebut bekerja ibarat jalan tol. Apabila sebelumnya jalan tol begitu lebar sehingga mobil berebut mengambil lajur kosong. Kini, jalan tol dibuat lebih kecil sehingga mobil bisa melewatinya tanpa rebutan.

Sama seperti koneksi internet yang digunakan pelanggan. Sebelum ditambahkan MIMO dan SDMA, ketika menggunakan internet kecepatannya tidak merata.

Satu pelanggan bisa mendapat koneksi lebih cepat, tapi yang lain tidak. Padahal, mereka berada di satu lokasi yang sama. Dengan dua teknologi tersebut, koneksi internet yang dirasakan akan merata dan adil sehingga kestabilan kecepatan akan lebih dirasakan.

Dalam uji coba dua teknologi tersebut, pelanggan Smartfren rata-rata akan mendapatkan kecepatan mulai dari 20 Mbps. Meski terdapat beberapa perangkat, secara keseluruhan tetap mendapatkan kecepatan koneksi yang sama.

Uji kecepatan juga dilakukan saat alat dimatikan dan penurunan kecepatan terjadi antara 10 Mbps ke bawah. Untuk pengaplikasian teknologi baru ini, Smartfren tetap menggunakan frekuensi spektrum 2.300 MHz.

Meski massive MIMO diaplikasikan untuk menghasilkan kecepatan yang lebih cepat dan terjamin, para pelanggan tak perlu berpikir untuk segera mengganti ponsel pintar (smartphone)-nya. Perangkat 4G yang saat ini berkeliaran di pasar, masih bisa digunakan dalam mengadopsi yang saat ini.

Dalam memprediksi perilaku pelanggan tahun ini dan ke depan, Smartfren selalu mengikuti permintaan pasar. Perilaku pengguna saat ini cenderung lebih akses konten video.

Jatuhnya pilihan Smartfren untuk menggandeng ZTE dalam penerapan teknologi juga sangat beralasan. Massive MIMO base stations ZTE mendapat penghargaan Best Mobile Technology Breakthrough dan Outstanding Mobile Technology dalam ajang Mobile World Congress 2016 pada Februari lalu di Barcelona.

Director ZTE Indonesia, Andy Xiong, menjelaskan, solusi Pre5G Massive MIMO yang diterapkan oleh ZTE ini memberikan kemajuan secara signifilan terhadap jaringan 4G. Dengan begitu, memungkinkan operator untuk menyediakan pengalaman 5G pada perangkat 4G dalam jangka waktu yang pendek.

Selain itu, ZTE juga memperoleh Best Wireless Broadband Innovation dalam acara Broadband World Fortum di London, Inggris, pada Oktober 2016. Berbagai penghargaan tersebut membuktikan teknologi yang diboyong ZTE tidak sembarangan.

Solusi ini pun, lanjut Andy, dapat membantu operator meringankan biaya konstruksi jaringan, mengimplementasikan penyebaran jaringan dengan lebih cepat, dan meningkatkan efektivitas biaya.    ed: Setyanavidita Livikacansera

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement