Senin 16 Jan 2017 15:00 WIB

Tuntaskan Status Yerusalem

Red:

PARIS — Indonesia menyerukan pentingnya solusi dua negara untuk perdamaian di Timur Tengah. Indonesia juga menekankan bahwa perdamaian di Timur Tengah, khususnya kemerdekaan Palestina, hanya dapat dicapai apabila seluruh isu utama (core issues) bisa diselesaikan.

"Konflik Palestina-Israel telah berlangsung terlalu lama. Sudah saatnya masyarakat internasional mengambil tindakan nyata untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah melalui solusi dua negara," demikian pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, AM Fachir, dalam Konferensi Perdamaian Internasional di Paris, Ahad (15/1).

Lebih lanjut, Wamenlu RI menegaskan, isu utama itu, seperti permukiman ilegal, pengungsi Palestina, status Kota Yerusalem, status perbatasan, masalah keamanan, serta air dapat diselesaikan. Oleh karena itu, Pemerintah RI menyambut baik disahkannya Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2334 (2016) tentang Permukiman Ilegal Israel di Palestina pada 23 Desember 2016.

Wamenlu RI juga menyampaikan bahwa Indonesia akan senantiasa membantu masyarakat Palestina melalui dukungan politik, kemanusiaan, dan peningkatan kapasitas. Posisi tersebut adalah mandat konstitusi Indonesia dan program prioritas Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Jokowi.

Konferensi yang dihadiri 70 negara ini mengusung tiga agenda utama, yaitu menciptakan insentif untuk perdamaian bagi kedua pihak, peningkatan kapasitas bagi negara Palestina, dan mempromosikan dialog antara warga sipil kedua pihak.

Prancis mengundang Indonesia karena dinilai dapat memberikan kontribusi penting bagi perdamaian di Timur Tengah. Undangan tersebut sekaligus merupakan pengakuan masyarakat internasional terhadap bentuk komitmen dan dukungan penuh Indonesia dalam upaya kemerdekaan dan perjuangan mendapatkan hak-hak dasar rakyat Palestina.

Konferensi ini merupakan kelanjutan dari Pertemuan Tingkat Menteri di Paris pada 3 Juni 2016 yang dihadiri menlu RI. Konferensi kali ini berhasil mengesahkan Deklarasi Bersama (Joint Declaration) yang pada intinya menyatakan kesiapan negara-negara untuk mengambil langkah-langkah mencapai solusi dua-negara di mana Palestina dan Israel hidup berdampingan secara damai.

Konferensi Paris juga mengingatkan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, dalam perdamaian Timur Tengah. Negara-negara besar menegaskan bahwa solusi dua negara adalah penyelesaian konflik Israel dan Palestina.

Mereka mengingatkan jika AS bersikukuh memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem, sama saja menghancurkan upaya perdamaian Israel dan Palestina yang telah lama dipersiapkan. Sebanyak 70 negara, termasuk negara-negara Eropa, Arab, dan negara anggota permanen Dewan Keamanan PBB, bertemu di Paris menghadiri konferensi perdamaian.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak pertemuan itu dan menyebutnya sia-sia dan curang. Baik Israel maupun Palestina tak akan diwakili.

Sebelumnya, Trump berjanji akan membuat kebijakan yang lebih pro pada Israel. Ini dilakukan dengan memindahkan Kedutaan Besar Amerika dari Tel Aviv menuju Yerusalem.

Kedutaan Besar Amerika telah berada di Tel Aviv selama 68 tahun. Israel sangat berambisi untuk menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota abadinya, meskipun dunia internasional keberatan dengan hal itu.

Seorang diplomat asal Prancis mengatakan, memindahkan ibu kota Israel ke Yerusalem merupakan keputusan sepihak yang akan meningkatkan ketegangan antara Palestina dan Israel. Konferensi Paris yang diikuti 70 negara akan mengingatkan Donald Trump mengenai pentingnya membentuk dua negara Israel dan Palestina.

"Kebijakan kontroversial akan memperparah keadaan," ujar dia. Prancis, ujar dia, menyatakan konferensi damai di Paris bukan bermaksud memberikan sanksi kepada Israel atau Palestina, melainkan hanya mendorong negosiasi damai bagi kedua negara untuk mengatasi konflik.

Berdasarkan draf pernyataan resmi yang dilihat oleh Reuters, dunia internasional meminta Israel dan Palestina untuk memperkuat komitmennya untuk membentuk dua negara Israel dan Palestina. Selain itu, menolak jika ada pejabat-pejabat yang tak setuju dengan pembentukan dua negara.

Dalam draf itu juga meminta agar tak ada pihak yang membuat kebijakan sepihak sebelum melihat status negosiasi terakhir. Para diplomat mengatakan, konferensi damai ini juga bisa menjadi referensi bagi rencana Trump agar tak jadi memindahkan Kedutaan Besar Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, ia telah menulis surat kepada Trump. Ia mengingatkan, pemindahan Kedutaan Besar Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem akan membunuh perjanjian damai antara Palestina dan Israel.

Negara-negara Arab memiliki perhatian sendiri terhadap hubungan Trump dengan mereka. Negara-negara Arab bersikap jauh lebih hati-hati terhadap pemerintahan Trump.        rep: Dyah Ratna Metha Novia, Lida Puspaningtyas, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement