Senin 16 Jan 2017 14:00 WIB

Debat Tingkatkan Partisipasi

Red:

JAKARTA -- Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz menuturkan, tingginya antuasisme masyarakat Jakarta terhadap debat perdana Pilkada DKI Jakarta akan memberikan dampak positif berupa meningkatnya angka partisipasi dan berkurangnya angka golongan putih (golput).

"Bagi masyarakat pemilih Jakarta yang belum menentukan pilihan, setidaknya ini menjadi informasi tambahan untuk semakin tertarik lantas tergerak menggunakan hak pilihnya di TPS nanti," tutur dia, Ahad (15/1).

Masykurudin mengatakan, debat perdana Pilkada Jakarta pada Jumat (13/1) kemarin berlangsung dinamis. Masing-masing pasangan calon memperlihatkan kemampuan yang optimal dalam menyampaikan visi, misi, dan program-programnya. "Kritik dan respons antarpasangan calon juga berlangsung seru sehingga mempertajam uraian yang disampaikan," ujar dia.

Perbedaan pendapat dan cara pandang dalam menyelesaikan persoalan Jakarta, tambah Masykurudin, sangat terlihat dalam proses debat sehingga masyarakat pemilih Jakarta dapat membandingkan secara langsung posisi antarpasangan calon tersebut.

Antusiasme masyarakat Jakarta dan daerah lainnya juga terlihat dalam menyaksikan debat ini. Beragam aktivitas dilakukan masyarakat untuk memastikan tidak melewatkan momentum ini dengan cara mulai dari menonton bersama di posko pemenangan, kantor partai politik, warung-warung, tempat publik, hingga sangat aktif melakukan respons dan analisis dengan menggunakan media sosialnya masing-masing.

"Tingginya tingkat perbincangan di media sosial menunjukkan perhatian yang sangat tinggi," kata dia.

Masykurudin juga melanjutkan, bagi masyarakat Jakarta yang mempunyai hak pilih, proses debat ini semakin memantapkan pilihannya dengan mencatat janji-janji politik yang akan ditagih pada saat pasangan calon terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Jakarta.

Sedangkan, bagi masyarakat nonpemilih Jakarta, setidaknya ini dapat memberikan pendidikan politik terkait perbedaan pandangan dalam menyelesaikan persoalan. Perbedaan pendapat menjadi pelajaran penting bagi kita bahwa dalam menyelesaikan persoalan tidak dengan cara yang tunggal. "Penghormatan terhadap perbedaan pandangan dijadikan modal untuk membangun persatuan dan solidaritas bersama," ujar dia. 

Sementara itu, pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, berpendapat, memenangi perhatian dalam debat belum tentu akan membuat yang bersangkutan unggul dalam pilkada.

"Untuk Anies-Sandi, ajang seperti ini memang selalu menjadi andalan panggung dirinya. Bicaranya runut, komunikasi dan artikulasinya jelas. Hanya memang, kinclong di arena debat belum tentu unggul di pilkada," kata Hendri.

Sementara, ia menilai pejawat Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat tidak berani berkomitmen untuk menyelesaikan masa jabatannya. "Ini sebuah penutupan debat yang antiklimaks bagi pasangan pejawat. Sebagai satu-satunya pasangan calon yang bisa bercerita tentang kebijakan dan program yang pernah dilakukan, ternyata calon gubernur pejawat ini menutup debat tanpa komitmen untuk Jakarta," kata Hendri.

Ia juga menilai calon gubernur Agus Harimurti Yudhoyono cukup mampu menutup debat semalam dengan lebih santai daripada di awal debat ketika ia terlihat agak canggung. Bahkan, beberapa kali Agus sempat mencuri perhatian saat mampu melakukan serangan balik ke dua pasangan calon lainnya, seperti saat menuding pasangan calon nomor dua sebagai pemimpin yang tidak percaya rakyatnya.

Dalam debat putaran pertama tersebut, tanggapan masyarakat yang aktif di media sosial cukup banyak dan beragam. Penghitungan percakapan di internet dan media sosial yang dilakukan oleh Politicawave, debat tersebut menjadi trending topic pengguna Twitter di Indonesia.       rep: Umar Mukhtar/antara, ed: Muhammad Hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement