Jumat 13 Jan 2017 06:05 WIB

Tiga Problem Sosial-Ekonomi Jadi Fokus KKN UMM

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Rumah tak layak huni. Ilustrasi
Foto: .
Rumah tak layak huni. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dua program Kementerian Sosial dan satu program Kemenristek Dikti menjadi fokus utama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Muhammadiyah Malang. Tiga program dimaksud yaitu perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), Kelompok Usaha Bersama (Kube) dan Iptek bagi Wilayah (IbW).

Hal itu disampaikan Kepala Divisi KKN dan Pengembangan Wilayah Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UMM Drs Amir Syarifuddin MP saat melepas 924 mahasiswa KKN UMM periode 2 tahun ajaran 2016/2017, Kamis (12/1). Mereka akan ditempatkan di 33 desa yang tersebar di wilayah Malang Raya, Pacitan, Probolinggo, dan Pasuruan.

Tiga program yang disebut di atas merupakan program lanjutan yang sudah dilaksanakan KKN periode sebelumnya di samping program reguler KKN meliputi bidang keagamaan, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan kesehatan. Total, ada enam desa yang akan mengimplementasikan IbW dengan beragam program sesuai potensi tiap desa.

Dalam pembukaannya, Rektor UMM Fauzan menyatakan mahasiswa yang sedang melakukan KKN adalah salah satu martil UMM yang masuk ke jantung-jantung pedesaan. Oleh karena itu, mahasiswa patut menunjukkan bahwa mereka memiliki kompetensi yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Konsekuensi logis dari mahasiswa yang ada di desa adalah anggapan sebagai kaum elit dan terpelajar. Oleh karenanya, manfaatkan imej itu untuk mempengaruhi dan memberdayakan masyarakat sesuai program yang kalian usung,” pesan Fauzan sebelum meresmikan pelepasan.

Fauzan juga menegaskan pada mahasiswa untuk tidak melakukan perbuatan yang berlawanan dengan misi KKN dengan tetap menjunjung tinggi sopan santun dan adat masyarakat desa.

“50 persen keberhasilan KKN kalian ditentukan oleh keberhasilan kalian beradaptasi dengan masyarakat. Adaptasi berhasil, maka program akan berhasil. Sebaliknya jika adaptasi gagal, jangan harap program akan terlaksana dengan baik,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement