Komisi IV Nilai Swasembada Beras Berhasil

Kamis , 29 Dec 2016, 15:06 WIB
Pekerja sedang membersihkan beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (26\12).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pekerja sedang membersihkan beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (26\12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Daniel Johan, mengklaim pemerintah sudah berhasil melakukan swasembada beras pada tahun ini. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya impor beras dari luar negeri sepanjang 2016. Daniel berharap pencapaian ini dapat bertahan dan harus lebih lagi pada tahun-tahun berikutnya.

Sebelumnya Indonesia tidak pernah swasembada beras sejak terakhir kali pada tahun 1984 silam. Hampir 32 tahun lamanya Indonesia tidak pernah swasembada beras. Bahkan kata Daniel, apabila berpatokan pada data Kementerian pertanian (Kementan), maka swasembada beras harusnya sudah tercapai sejak tahun lalu. “Iya jadi tahun ini sama sekali tidak perlu impor (beras)," kata dia, kepada wartawan, Kamis (29/12).

Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI lainnya, Viva Yoga Mauladi mengatakan  ada beberapa sebab pemerintah tidak melakukan impor beras sepanjang tahun 2016. Diantaranya, pada tahun 2016 masih ada carry over 800 ribu ton beras dari impor beras tahun 2015. Kekurangan masuknya impor beras sebesar 800 ribu ton masuk di tahun 2016. Jadi tidak dihitung sebagai impor beras di 2016.

“Kemudian pengadaan beras oleh Bulog di tahun 2016 sebesar 2,8 juta ton, naik 1 juta ton, dari tahun 2015 sebesar 1,8 juta ton,” kata Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Namun Mauladi menyatakan Indonesia harus terus berjuang agar tidak impor pangan lagi. Karena Data dari BPS, Indonesia masih terus melakukan impor pangan. Padahal bahan pangan itu seharusnya bisa diproduksi di dalam negeri sendiri. Koordinasi dan integrasi kebijakan antara BPS, kementan, kemendag, kemendustri, KemenLHK dalam mewujudkan kedaulatan pangan sudah menjadi kebutuhan mutlak.

“Itu akan dihasilkan data produksi dan konsumsi pangan secara valid dan akurat. Instruksi presiden, data pangan harus satu,” tambahnya.

Sebelumnya, BPS mencatat, produksi padi tahun 2016 sebesar 79,17 juta ton gabah kering giling atau naik 4,96 persen dibandingkan 2015 dan tahun 2015 naik 6,43 persen dibandingkan tahun 2014. Untuk produksi padi dua tahun terakhir naik 8,4 juta ton setara Rp 38,5 trilyun sedangkan produksi jagung naik 4,2 juta ton senilai Rp 15,9 triliun.