Selasa 27 Dec 2016 13:00 WIB

Baju Bersih untuk Pidie Jaya

Red:

Hari mulai beranjak sore di posko penampungan korban gempa di Desa Gampong Meunasah Juroeng, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Namun, keriuhan para ibu yang sibuk mengurusi baju-bajunya masih terlihat. Mereka sesekali menengok ke arah empat unit mesin cuci yang tidak berhenti beroperasi sejak pagi.

Tidak jarang mereka turut membantu para petugas yang sibuk mengurusi baju-baju bersih seusai dicuci, dikeringkan, dan jika perlu dijemur untuk selanjutnya siap disetrika dan diserahkan kembali pada pemiliknya dalam keadaan rapi dan wangi.

 

Selama tiga hari, 18 - 20 Desember, para korban gempa Pidie Jaya, Aceh, mendapatkan kemudahan untuk mencuci baju-baju kotor mereka. Ini merupakan bagian dari program CSR Wings Group lewat  So Klin Peduli yang bertujuan untuk meringankan beban fisik dan mental para pengungsi korban gempa Aceh yang terjadi pada 7 Desember lalu.

Tidak hanya memberikan bantuan berupa pangan dan sandang, Posko Wings di Meunasah Juroeng juga menyiapkan mobil cuci So Klin yang membantu mencuci pakaian para pengungsi hingga siap pakai. Menurut  Manajer Produk SoKlin Detergent,  Joanna Elizabeth Samuel, mobil cuci tersebut didatangkan setelah menganalisis kebutuhan para korban bencana dari beberapa kegiatan tanggap bencana yang telah mereka lakukan.

Selama ini, menurut Joanna, hal pokok yang juga sangat dibutuhkan para korban bencana adalah sarana untuk mencuci pakaian karena air bersih sulit didapatkan. ''Untuk itu, kami mengirim mobil khusus yang mengangkut empat buah mesin cuci dan empat mesin pengering yang tidak membutuhkan air yang banyak dalam proses pencucian pakaian,'' ujar Joanna.

Namun, dalam bencana, para korban tidak hanya berurusan dengan masalah pemulihan secara fisik. Mereka juga harus melewati proses panjang untuk memulihkan psikis dari rasa ketakutan dan trauma akibat gempa.

Cud Lidan Sulaiman, kepala desa Gampong Meunasah Juroeng, mengakui gempa memang membuat warganya trauma. Ketika gempa mengguncang desa mereka, hanya satu hal yang melintas dalam benak: tsunami. Mereka seketika teringat bencana tsunami yang terjadi 12 tahun silam.

Tanpa berpikir panjang, mereka langsung berlari menuju dataran yang lebih tinggi. Ketakutan itu pula yang membuat mereka masih bertahan di posko penampungan hingga dua pekan setelah gempa. ''Kami masih akan menetap hingga ada perintah dari pemda untuk kembali ke rumah masing-masing,'' ujarnya.

Bantuan yang datang dari Wings pun turut membesarkan hati para korban gempa. ''Kami merasa seperti anak raja karena pakaian kami dicuci hingga bersih,'' kata Cud Lidan.

Trauma juga yang membuat Yurina Idris tetap bertahan di posko.   Ibu empat anak ini terlihat masih bertahan di posko hingga dua pekan. Gempa-gempa susulan yang masih mendera membuatnya tidak berani kembali ke rumah. ''Kami masih trauma tsunami,'' ujarnya.

Hadirkan pendongeng

Melihat kebutuhan untuk mengatasi trauma itu, Wings turut menghadirkan pendongeng Ariyo Zidni yang merupakan pendiri Komunitas Ayo Dongeng Indonesia untuk  membantu mengurangi trauma pada anak-anak. Dan, itulah yang membuat semarak posko penampungan Gampong Meunasah Juroeng.

Beralaskan tikar dan karpet sederhana, puluhan anak terlihat ceria dan antusias mengikuti celoteh sang pendongeng. Mereka turut berteriak senang dan sesekali terbahak ketika sang pendongeng mengajak mereka untuk lebur dalam cerita lucu yang dituturkan. Mereka juga bersemangat untuk mendapatkan hadiah yang disiapkan untuk mereka yang bisa menjawab pertanyaan pendongeng.

''Kondisi psikologis anak-anak pasti terganggu akibat gempa. Mereka tidak bisa belajar, tidak bisa bermain, bahkan ada di antara mereka yang kehilangan orang tua dan saudara akibat gempa. Kami berusaha menghibur mereka lewat dongeng agar mereka kembali bersemangat,'' ujar Joanna.

Dongeng, Joanna mengatakan, menjadi pilihan karena  dapat mendidik, mudah diterima masyarakat, dan dapat menjadi alat bermain yang mampu membangun impian. Keceriaan dan imajinasi yang hadir dalam dongeng menjanjikan semangat baru, terutama untuk anak-anak yang mengalami trauma akibat bencana.

Gempa berkekuatan 6,5 skala Richter yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya pada 7 Desember lalu menyebabkan jatuhnya ratusan korban jiwa dan terluka. Untuk membantu meringankan beban korban gempa, Wings mendirikan tiga posko yang tersebar di tiga titik, yaitu Meunasah Juroeng, Meraksa Barat, dan Kaleng Belek Meureudu.

Wings Group bekerja sama dengan Tagana (Taruna Siaga Bencana) Kementerian Sosial turut aktif memberikan bantuan penanggulangan bencana bidang bantuan sosial. Ketika Tagana berkontribusi dalam penyediaan dapur umum dan pemeriksaan kesehatan, Wings Group memberikan bantuan berupa detergen, makanan, cepat saji, dan popok bayi.     rep: Endah Hapsari, ed: Khoirul Azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement