Jumat 16 Dec 2016 11:12 WIB

Menristek: Perguruan Tinggi Bukan Hanya untuk Orang Kaya

 Menristekdikti M Nasir. (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menristekdikti M Nasir. (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mengatakan perguruan tinggi bukan hanya untuk orang kaya tetapi untuk semua lapisan masyarakat.

"Perguruan tinggi bukan tempat bagi orang-orang kaya, tapi semua lapisan masyarakat," ujar Menristekdikti saat temu mahasiswa Bidikmisi di Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Timur, Jumat (16/12).

Oleh karena itu, pemerintah mengalokasikan dana beasiswa untuk membantu anak-anak berprestasi namun secara ekonomi perlu dibantu. "Bidikmisi diperuntukkan anak-anak yang secara akademis baik, namun secara ekonomi perlu dibantu," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, dia meminta mahasiswa penerima Bidikmisi maupun Afirmasi Pendidikan Papua dan 3T (Adik Papua dan 3T), untuk terus semangat belajar. Ia juga mengaku berasal dari desa dan dari keluarga yang kurang mampu. Namun motivasinya untuk sekolah tinggi.

"Saya tidak berpikir menjadi menteri, yang ada di pikiran saya hanyalah sekolah sebaik-baiknya dan pada akhirnya Tuhan mentakdirkan saya menjadi dosen," kenang Mantan Rektor Universitas Diponegoro itu.

Menristekdikti optimistis mahasiswa yang mendapatkan beasiswa memiliki potensi untuk menjadi orang yang yang sukses di kemudian hari. "Dengan proses pembelajaran yang baik, maka diharapkan menghasilkan lulusan yang lebih baik," katanya.

Pada 2016, pemerintah menetapkan kuota beasiswa Bidikmisi sebanyak 65.000, dan kemudian ditingkatkan menjadi 75.000. "Pada 2017, anggaran kita dipangkas Rp1 triliun, namun kami tidak akan memangkas beasiswa , yang dipangkas hanya biaya operasionalnya saja," ucapnya.

Menristekdikti meminta para penerima beasiswa untuk terus bersemangat meraih cita-cita. Pendidikan, lanjut dia, merupakan salah satu cara untuk mengubah nasib. Sementara itu, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristekdikti, Intan Ahmad, mengatakan pada semester terdapat sebanyak 2.395 penerima beasiswa Bidikmisi di Nusa Tenggara Timur.

"Sejauh ini Bidikmisi sudah menunjukkan kuakitasnya, hingga akhir 2015, sebanyak 51 persen penerima Bidikmisi mendapatkan IPK 3 hingga 3,5. Kemudian sebanyak 28 persen mendapat IPK diatas 3,5, dan 0,7 persen mendapat IPK 4.0," kata Intan.

Intan menjelaskan lulusan Bidikmisi yang lulus kuliah pun, bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang S2, melalui skema Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement