Kamis 15 Dec 2016 15:25 WIB

Menristekdikti Minta KKN Lebih Aplikatif

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir, mengatakan program kuliah kerja nyata (KKN) perguruan tinggi ke depannya harus aplikatif bagi masyarakat desa. Program KKN di desa disarankan dalam bentuk pemberdayaan dan kesehatan.

Menurut Nasir, ada tiga bentuk KKN yang harus dilanjutkan. Ketiganya yakni KKN kebangsaan, KKN tematik dan KKN kesehatan.

"KKN tematik harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa. KKN kesehatan juga mesti menerapakan program kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat desa. Ke depannya dua bentuk ini harus dikembangkan, " ujar Nasir di Kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Jakarta Selatan, Kamis (15/12).

Kedua KKN itu, lanjutnya, aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat desa. Sebab, kegiatan ini dinilai berpotensi membangun kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat desa.

"Jangan sampai mahasiswa KKN hanya datang di desa lalu kegiatannya tidak jelas. KKN sebaiknya dapat membantu peningkatan kualitas SDM di desa, " ungkap Nasir.

Saat ini, Kemenristekdikti dan Kemendes PDTT bekerjasama dalam program KKN dengan 79 perguruan tinggi. Masing-masing perguruan ini mengadakan KKN di lima desa.

Selain pemberdayaan, kerja sama antara perguruan tinggi dengan desa nantinya juga diberlakukan untuk program pendampingan desa. "Pertama-tama kita fokus dulu satu perguruan tinggi memegang lima desa. Jika sudah berjalan baik program ini kami perluas untuk seluruh perguruan tinggi di Indonesia," tambah Nasir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement