Selasa 13 Dec 2016 18:00 WIB

Dukungan untuk Pendidikan Karakter

Red:

Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) akan segera diuji coba pada akhir 2016. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, sekolah uji coba sudah ditetapkan, kajian akademik, dan pedoman sudah selesai. Sedangkan, petunjuk pelaksanaan sedang dalam penyempurnaan.

"Sekolah uji coba sudah kita tetapkan. Sekitar 50 sekolah yang nanti akan kita uji coba di luar sekolah yang dengan suka rela menawarkan diri dan juga provinsi, kabupaten yang ingin menjadi tempat uji coba," kata Muhadjir belum lama ini.

Jumlah sekolah uji coba akan ditambah tiap tahunnya. Pada 2017, ditetapkan 1.626 sekolah uji coba. Sedangkan, pada 2018 sebanyak 3.252 sekolah.

Mendikbud menambahkan, pemerintahan Presiden Joko Widodo menetapkan porsi pendidikan karakter pada jenjang sekolah dasar (SD) sebesar 70 persen dari kurikulum inti. Sedangkan, pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) sebesar 60 persen.

"Itu menunjukkan betapa besar perhatian pemerintah terhadap pendidikan karakter pada level pendidikan dasar," ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.

Anggota DPD dari Provinsi Bali IGN Arya Wedakarna M Wedasteraputra mendukung implementasi PPK di provinsinya. "Kami di Bali sangat mendukung program ini, seni dan budaya di Bali sangat mungkin diintegrasikan dengan program ini," kata Arya Wedakarna.

Anggota Komite III yang lain berharap pemerintah menelaah lebih dalam implementasi program PPK di daerah terpencil dan kepulauan yang sarana, prasarana, dan jumlah gurunya masih terbatas. "Untuk daerah kepulauan seperti daerah kami, program PPK ini harus dikaji matang-matang. Banyak keterbatasan di sekolah yang terpencil. Ini yang harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah," ujar anggota DPD dari Provinsi Maluku, Novita Anakotta.

Sementara, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) juga telah mengundang 200 guru SD se-Indonesia untuk mengikuti pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Dasar. Pelatihan yang digelar di Kuta, Bali ini bertujuan mendorong program PPK.

Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan (Kapuslitjak), Hendarman menyampaikan, guru merupakan ujung tombak pendidikan. Kepala sekolah dan pengawas sekolah pun harus memiliki misi yang sama tentang pendidikan karakter. Demikian juga dukungan orang tua, komite sekolah, dan masyarakat, karena memiliki pengaruh pada lingkungan awal pembentukan karakter bagi peserta didik.

"Penguatan pendidikan karakter melalui pendidikan merupakan satu langkah dalam mewujudkan peserta didik yang bisa olah hati, olah pikir, olah rasa dan karsa dan olahraga," ujarnya.

Peserta dibagi menjadi lima kelas dengan materi yang didapat seperti konsep PPK. Pembagian tersebut terdiri dari PPK berbasis budaya literasi membaca 15 menit, berbasis budaya sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan berbasis kelas seperti pengelolaan kelas. Kemudian, metode pembelajaran, integrasi PPK dalam pembelajaran, komite sekolah dan peran keluarga, PPK berbasis komunitas, evaluasi PPK, rencana tindak lanjut, serta nilai-nilai utama revolusi mental dalam pendidikan.

Pada kesempatan yang berbeda, Wakil Dewan Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Itje Chodidjah mengatakan, PPK milik seluruh komponen bangsa sebagai upaya menguatkan kualitas generasi muda Indonesia. Keluarga, masyarakat, dan sekolah sebagai tripusat pendidikan memiliki peran penting dalam program PPK.

"Melalui budaya yang dikembangkan sekolah, PPK dapat dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan perilaku positif. Kepala sekolah dan guru sebagai motornya secara otomatis menjadi teladan," kata Itje.     c01, ed: Mansyur Faqih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement