Sabtu 12 Nov 2016 18:00 WIB

Leipzig, Tim Promosi yang Terus Meroket

Red:

Klub promosi RB Leipzig sekarang menjadi buah bibir. Bukan hanya karena tudingan-tudingan miring dari para pendukung Bundesliga, melainkan karena capaian yang sudah ditorehkan hingga spieltag ke-10. Saat ini, Leipzig tercatat belum mengalami kekalahan serta berada di urutan kedua, membayangi juara bertahan Bayern Muenchen di peringkat pertama.

Capaian ini adalah capaian yang cukup membanggakan bagi klub yang baru tujuh tahun lalu berkutat di divisi lima kompetisi sepak bola Jerman. Di balik keberhasilan yang diraih, ada banyak faktor yang menyertainya. Salah satunya adalah pendekataan taktik yang diracik oleh pelatih Ralph Hassenhuttl. Pendekatan itulah yang membuat klub berlogo dua banteng tersebut bisa bersaing dengan tim-tim teratas Bundesliga.

Salah seorang pengamat sepak bola asal Jerman, Richrad Downing, menjelaskan bagaimana detailnya sang pelatih mengakomodasi para pemainnya menjadi satu kesatuan yang kuat. Mengusung formasi 4-2-2-2, Hassenhuttl mengarahkan para pemainnya untuk tampil solid.

Dengan formasi dasar tersebut, Leipzig memainkan sebuah sistem permainan yang berfokus pada intensitas dan tekanan tanpa henti ketika bertahan disertai kesabaran dan kekuatan fisik ketika menyerang. Keempat gelandang tengah berkombinasi dengan dua penyerang depan yakni, Yussuf Poulsen dan Timo Werner, untuk mengizinkan Leipzig memberikan kuasa semu kepada lawan ketika mereka sedang tidak memegang bola.

Lalu, menumpuknya pemain di lini tengah Leipzig akhirnya memaksa pemain lawan memberikan bola ke area sayap, tepatnya kepada fullback. Ketika bola mengalir ke sayap inilah tekanan RB Leipzig dimulai. Bahkan, tak jarang kedua fullback RB Leipzig pun maju sampai ke tengah untuk meningkatkan tekanan sekaligus menutup winger lawan yang mungkin menjadi opsi umpan fullback.

Tekanan kepada fullback ini membuat fullback lawan tidak memiliki pilihan lain selain mengoper kembali bola ke tengah atau memainkan bola panjang yang lebih mudah dipatahkan oleh para pemain Leipzig.

Sementara, dalam posisi menyerang, pembangun serangan dari Leipzig adalah gabungan dari kesabaran para pemain untuk menunggu bola dan melakukan transisi cepat. Namun, itu semua tergantung bagaimana build-up serangan dari lawan. Leipzig memiliki dua holding midfielder yang berani turun ke belakang, melapis dua bek tengah, lalu kemudian merebut bola dan membantu mengalirkan bola ke depan.

Richard Downing menyebutkan, Die Bullen memakai pendekatan ala Jerman lama, yaitu langsung menekan secara vertikal melalui tengah, tidak meyirkulasikan bola ke sayap dan memanfaatkan lebar lapangan. Serangan secara vertikal melalui tengah ini dapat dilakukan karena menumpuknya pemain di tengah (sisa dari fase bertahan yang siap mengalirkan bola ke depan ketika beralih ke fase menyerang).

Serangkaian penjabaran Richard Downing di atas tentu merujuk pada performa apik mereka selama ini, bahkan tim ini digadang-gadang menjadi ancaman serius kubu Bayern Muenchen. Leipzig bisa saja menjadi Cinderella baru setelah suksesnya Leicester City di tanah Inggris musim lalu.

Namun, terlalu dini memang untuk menilai sebuah klub akan jadi juara atau tidak. Bundesliga dikenal sebagai sebuah kompetisi yang sudah dikuasai oleh satu klub saja, yakni Bayern Muenchen. Dalam beberapa musim terakhir, tidak ada kesulitan untuk Frank Ribery dan kawan-kawan untuk menjadi juara, bahkan peluang mereka musim ini masih besar.

Sementara, winger Leipzig, Oliver Burke, yang didatangkan dari Nottingham Forest musim panas lalu merasa optimistis dengan peluang timnya untuk bisa melangkahi Bayern dari klasemen Bundesliga.

"Rasanya sungguh menakjubkan bisa duduk di posisi kedua klasemen Bundesliga. Kami bermain sangat baik dan mampu menang meyakinkan sejauh ini. Apakah kami bisa memenangi liga? Bagi saya, tentu saja kami bisa melakukannya. Namun, kami tidak boleh terlalu banyak memikirkan hal itu. kami harus tetap berkonsentrasi," kata pemain Skotlandia tersebut kepada Sky Sport, Selasa (8/11).      Anggoro Pramudya, ed: M Akbar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement