Oleh: Agus Soelarto, Penulis dan Pemerhati Budaya
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangga yang satu ini tergolong binatang yang punya kemampuan beradaptasi cukup tinggi untuk bertahan hidup di berbagai habitat. Khususnya di habitat kotor, yang jauh dari kata higenis.
Sehingga, mereka layak dibasmi. Bahkan jika perlu, harus dimusnahkan dari muka bumi. Hak-haknya sipilnya sebagai makhluk hidup pun layak dicabut. Meski dunia tahu bahwa mereka juga makhluk ciptaaan Sang Maha Pencipta, seperti makhluk hidup lainnya.
Itulah binatang Kecoa. Sebuah serangga yang namanya diangkat menjadi judul lakon “Opera Kecoa”, yang dipentaskan Teater Koma pimpinan sutradara senior N. Riantiarno. Produksi ke-146 Teater Koma ini digelar selama 11 hari berturut-turut di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, sejak 10 hingga 20 November 2016 mendatang.
Dalam lakon ini, sosok Kecoa dijadikan simbol dari keberadaan komunitas “masyarakat bawah” di perkotaan yang kerap terpinggirkan. Atau sengaja “dipesan” untuk dipinggirkan atas nama “pembangunan menuju keberadaban” sebuah modernisme kota.
Namun layaknya seekor Kecoa, “masyarakat pinggiran” ini tetap saja bisa eksis bertahan hidup di setiap sudut-sudut kekumuhan kota. Sesuai kemampuan alaminya yang mampu beradaptasi di berbagai “medan hidup”, di segala “cuaca dan suhu hidup”, serta di beragam “rekayasa konstalasi politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya”. Kemampuan bertahan hidup inilah yang terkadang kerap membuat seorang penguasa kota atau negeri, merasa geram!
Di mata penguasa, mereka hanyalah “sampah masyarakat”. Yang selain dapat merusak pemandangan keindahan kota, juga dapat “mengancam” kesuksesan karir seorang pejabat, lantaran tak mampu menyingkirkan atau membasmi mereka.
Kendati keberadaan mereka, kerap pula dijadikan “sumber keuntungan” atas nama proyek pembangunan atau program pemberdayaan masyarakat kelas bawah. Yang ujung-ujungnya hanya dijadikan sebagai sumber “pundi-pundi kekayaan” –bahkan sebagaI pemuas syahwat belaka– oknum pejabat atau penguasa yang berkepentingan.