Senin 07 Nov 2016 15:34 WIB

Ini Mengapa Dokter Sarankan Jangan Rajin Mengorek Telinga

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Kebiasaan mengorek kuping dengan cotton bud harus diwaspadai dampaknya bagi kesehatan.
Foto: Pixabay
Kebiasaan mengorek kuping dengan cotton bud harus diwaspadai dampaknya bagi kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi sebagian orang, kebiasaan mengorek telinga mungkin dianggap sebagai hal yang baik untuk menjaga kebersihan telinga. Padahal, membersihkan telinga dengan cara yang salah justru dapat menimbulkan masalah baru pada telinga, alih-alih membersihkannya.

"Sebenarnya untuk bersih-bersih telinga tidak disarankan terlalu rajin dengan cotton bud," ujar dokter spesialis telinga hidung tenggorok-bedah kepala leher RS Cipto Mangunkusumo, Ika Dewi Mayangsari, kepada Republika.co.id.

Salah satu alasannya, lanjut Ika, kebiasaan mengorek telinga dengan cotton bud dapat menyebabkan terjadinya infeksi. Di sisi lain, mengorek telinga dengan cotton bud juga menyebabkan kotoran di dalam telinga justru terdorong ke bagian yang lebih dalam. "Lama-lama akan menumpuk, mengeras, dan semakin sulit dikeluarkan," tambah Ika.

Alasan lainnya, Ika mengatakan telinga memiliki mekanisme yang secara alami mengeluarkan kotoran telinga ke arah luar. Salah satu proses mengeluarkan kotoran secara alami ini didukung oleh pergerakan rahang.

Meski begitu, Ika mengatakan membersihkan telinga dengan cotton bud boleh sesekali dilakukan jika telinga benar-benar terasa tidak nyaman. Hanya saja, cara membersihkan yang dilakukan harus benar agar kotoran di dalam telinga tidak terdorong ke area yang lebih dalam.

Cara membersihkan telinga dengan cotton bud yang benar, jelas Ika, ialah dengan tidak memasukkan cotton bud terlalu dalam. Ika mengatakan cotton bud hanya perlu diputar-putar di bagian luar telinga saja.

"Tapi jika diperlukan, bisa memeriksakan telinga setiap enam bulan atau satu tahun. Jika dibutuhkan, dokter dapat melakukan pembersihan," ungkap dokter yang juga berpraktik di Eka Hospital BSD ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement