Rabu 02 Nov 2016 14:00 WIB

Soal Kerja Keras, Ikhlas, dan Berpikiran Positif

Red:

 

Republika/Rakhmawaty La'lang 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA -- Salah satu pendiri PT Astra Internasional Tbk, Mochamad 'Teddy' Thohir (81 tahun), meninggal dunia pada Selasa (1/11) dini hari WIB. Kepergian ayahanda tiga bersaudara Thohir, yaitu Rika, Garibaldi, dan Erick, menghadirkan duka mendalam bagi semua orang.

Tidak hanya keluarga, seluruh kerabat dan rekan bisnis pun merasakan kehilangan sosok Teddy. Sejak jenazah Teddy meninggalkan Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, pukul 02.45 WIB, menuju rumah duka yang berada di Patra Kuningan, suasana duka terasa menyelimuti.

Puluhan karangan bunga tanda duka bertengger di sekitar rumah. Satu per satu anggota keluarga, kerabat, maupun rekan, turut melayat.

Mereka antara lain Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Aburizal Bakrie, CEO PT Visi Media Asia Anindya Bakrie, calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno, mantan menteri perdagangan Rachmat Gobel, mantan menteri koordinator bidang perekonomian Hatta Rajasa, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Presiden Joko Widodo. Selepas bakda shalat Zhuhur, jenazah Teddy dishalatkan di Masjid Darussalam.

Setelahnya, rombongan kerabat mengantarkan Teddy ke permakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat. Di sana, tepatnya pukul 14.15 WIB, di Private Mercy Blok AE 09, jenazahnya dimasukkan ke liang lahat.

Garibaldi tampak masuk ke liang lahat untuk membantu mengebumikan ayahnya. Sedangkan, Rika dan Erick memasangkan nisan. Setelahnya, satu per satu anggota keluarga menaburkan bunga.

Apa kesan-kesan para tokoh terhadap Teddy? Di mata Aburizal Bakrie, Teddy merupakan panutan. Menurut Ical, almarhum memiliki sifat yang sabar dan sukses mendidik ketiga anaknya.

"Beliau sudah seperti keluarga sendiri. Tiga hari lalu, saya juga sudah menjenguk beliau. Mudah-mudahan beliau diberikan rahmat dijauhkan api neraka, diberikan surga, karena amal ibadah keduniawiannya yang begitu besar," kata Aburizal.

Hal senada diungkapkan oleh putra Aburizal, Anindya Bakrie. Ia menyebut almarhum Teddy merupakan panutan bagi dirinya. "Beliau itu mengajarkan kekeluargaan dan berfokus pada kemitraan, kebersamaan, dan kepercayaan," ujar dia. Menurut Anindya, Teddy juga sukses mewariskan pembelajaran sukses tersebut kepada ketiga anaknya.

"Saya kenal dengan Pak Boy (Garibaldi Thohir—Red) dan Pak Erick (Erick Thohir—Red). Nilai-nilai itu diterapkan oleh mereka. Karena namanya bisnis, naik-turun itu biasa, tapi nilai-nilai itu yang harus dijaga. Kepercayaan dijaga, kerja keras, kekeluargaan, hal itulah yang saya hargai," kata dia.

Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga mengaku kehilangan sosok Teddy. Menurut dia, Teddy adalah pengusaha yang ulet dan guru bagi dirinya. Sandiaga banyak memetik pelajaran dari sosok Teddy. Nilai-nilai luhur kemanusian telah menjadi pelita kehidupan bagi para pengusaha lain. "Salah satunya adalah tentang ilmu ikhlas dan jangan pernah berpikir negatif terhadap orang lain," ujar Sandiaga.

Sementara, bagi pasangan Sandiaga, calon gubernur DKI Anies Baswedan, meski tidak begitu mengenal secara personal, dia mengaku sangat bangga dengan keberhasilan Teddy mendidik anak-anaknya. Anies juga mengatakan, almarhum adalah sosok yang bersahaja.

"Beliau (Teddy—Red) merupakan seorang yang teguh dalam memegang prinsip dan yang paling menarik adalah keberhasilan beliau mendidik anak-anaknya sukses seperti sekarang. Tanda kesuksesan orang tua dilihat dari bagaimana kesuksesan anaknya," ujar Anies. "Mudah-mudahan kita semua bisa meneruskan kesuksesan beliau, terutama saat mendidik anak," katanya.

Saat upacara pemakaman, putra pertama Teddy, Garibaldi, mewakili keluarga menyampaikan testimoni atas kepergian sang ayah. "Ayah kami merupakan sosok yang baik dan berhasil mengayomi kami. Kami meminta dipanjatkannya doa untuk almarhum. Bilamana ada ganjalan atas perilaku atau tindakan almarhum yang kurang berkenan, kami mohon dimaafkan," ujar dia.     Oleh Dian Fath Risalah, Rr Laeny Sulistyawati, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement