Rabu 02 Nov 2016 13:46 WIB

UGM Tuan Rumah Konferensi Internasional IAMP 2016

UGM
UGM

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi tuan rumah penyelenggaraan "5th International Conference of International Association of Muslim Psychologists (IAMP)", pada 4-6 November 2016. Konferensi kali ini menjadi momentum untuk memindahkan pusat IAMP yang tadinya di Malaysia, akan dipindah ke Indonesia.

"Momentum ini yang akan digelar di University Club UGM itu cukup spesial, meskipun bukan pertama kalinya konferensi ini diadakan di Indonesia," ucap Bagus Riyono, dosen Fakultas Psikologi UGM yang menjadi salah satu pembicara dalam konferensi di Kampus UGM, Yogyakarta, Rabu (2/11).

Kegiatan yang diadakan setiap dua tahun sekali ini, menjadi momentum yang menandai pemindahan pusat aktivitas IAMP ke Indonesia. Karena itu, penyelenggaraan konferensi ini juga akan diikuti dengan pembentukan kepengurusan internasional di Indonesia.

Kegiatan tersebut diselenggarakan atas kerja sama antara empat perguruan tinggi di Yogyakarta, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Selain itu dua asosiasi profesi yaitu International Association of Muslim Psychologists (IAMP) dan Asosiasi Psikologi Islam (API).

Menurut Bagus, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia dirasa memiliki potensi yang besar untuk menjadi yang terdepan dalam pengembangan psikologi Islam. Kegiatan ini, diharapkan dapat mendorong perkembangan kajian ilmu psikologi Islam di Indonesia, sebab sejalan dengan arah yang diambil oleh Fakultas Psikologi UGM dalam mengembangkan indigenous psychology serta cultural psychology.

"Di UGM sudah cukup lama kami mengembangkan indigenous dan cultural psychology. Diharapkan melalui kegiatan ini manfaat di masyarakat akan lebih terasa," ujarnya.

Senada dengan itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Nengeri (UIN) Sunan Kalijaga, Mochamad Sodik menyatakan arti penting dari konferensi ini bagi pengembangan psikologi yang berbasis pada keluarga. Dia memandang, forum ini sebagai agenda yang penting untuk menyegarkan dinamika keilmuan psikologi, khususnya di Indonesia, serta untuk mengangkat perhatian terhadap aspek mikro yang kerap kali terabaikan.

"Forum ini penting untuk untuk memberikan kesadaran bahwa negara yang kuat tidak akan terwujud tanpa keluarga yang kuat. Kalau mikro jadi perhatian, dinamika konflik di ruang publik dapat lebih mudah diredam," kata Sodik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement