Senin 31 Oct 2016 17:15 WIB

BINCANG BISNIS- Subir Lohani, CEO Carmudi Indonesia: Luring tak akan Mati

Red:

Bagi industri otomotif dunia, Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan. Tak hanya untuk penjualan unit baru, peredaran kendaraan bekas juga menjadi satu sektor yang memiliki potensi besar. Bahkan, transaksi kendaraan bekas di Tanah Air jauh lebih besar ketimbang yang baru. Melihat hal ini, Carmudi pun tertarik untuk mencoba menikmati pasar yang ada. Mengandal kan perkembangan teknologi di Indonesia yang pesat, perusahaan yang berbasis di Berlin, Jerman, ini hadir dengan strategi yang berbeda. Yaitu, de ngan mengandalkan bisnis berbasis daring (online) dan ditopang dengan sektor luring (offline).

Malah, perusahaan yang telah beroperasi di tu juh negara di Asia ini yakin, kalau pasar luring un tuk sektor otomotif tidak akan pernah mati. Ala san nya, mobil merupakan aset yang cukup besar bagi masyarakat di Tanah Air. Karena itu, orang se la lu ingin memiliki hubungan dengan mobil. Me reka ingin melihat, menyentuh, dan mencoba un tuk test drive sebelum memutuskan untuk membeli.

Subir Lohani, CEO Carmudi Indonesia, ber ce rita tentang rencananya yang tak hanya mencoba meningkatkan penetrasi bisnis daring. Akan tetapi, juga meningkatkan jumlah jaringan lu ring yang dikenal dengan nama Carsentro (Carmudi Sentra Otomotif).

Saat ini, Carsentro baru ada di Semarang dan Solo. Pada kuartal tahun depan, ia menginginkan untuk menambah sekitar 10 Carsentro baru di selu ruh Indonesia, termasuk di Jakarta. Berikut wawan cara lengkap Subir dengan wartawan Republika Mansyur Faqih di Jakarta, belum lama ini.

Bisa Anda ceritakan tentang Carmudi?

Carmudi adalah platform daring untuk men jual dan membeli kendaraan jenis apa pun, sepeda motor, mobil, baru ataupun bekas. Ada dua jenis platform daring. Pertama yang bisa untuk membeli apa pun, mulai ponsel, properti, dan sebagainya. Ta pi, untuk Carmudi, khusus hanya untuk kenda ra an. Karena itu, seluruh antarmuka, pengalaman, dibuat untuk mendukung pencarian kendaraan.

Kami juga didukung kontrol kualitas. Jadi, ka mi memastikan data mobil atau fotonya sesuai dengan standar. Dengan begitu, orang akan lebih mudah dan aman untuk membeli kendaraan. Selain itu, data kami juga selalu diperbarui. Kami selalu memastikan agar kendaraan yang ada di laman itu memang masih tersedia.

Kami beroperasi di tujuh negara di Asia, Indo nesia yang paling besar. Di Filipina, Vietnam, Myan mar, Bangladesh, Srilangka, Pakistan, dan Meksiko. Markas kami di Berlin, Jerman. Ketika baru berdiri pada 2014, kami langsung hadir di banyak negara.

Karena itu, kami memfokuskan sumber daya di Berlin. Pengem bangan dan sebagainya. Jadi lebih mudah dan agar setiap cabang bisa langsung fokus untuk eksekusi. Sekarang seiring waktu, peran Berlin mulai dialihkan ke setiap negara, karena kami mencoba untuk melokalisasi apa yang ada.

Berapa investasi Carmudi?

Investasi terakhir kami itu sekitar 25 juta dolar AS untuk Asia. Tapi, Indonesia pasar terbesar, mayoritas pasar kami di sini, jadi jika melihat jaringan diler, Indonesia itu menguasai sekitar 60 persen. Jadi, kita harus fokus ke Indonesia. Kalau tidak masuk ke Indonesia, sama artinya tidak masuk ke Asia Tenggara.

Jadi ini marketplace?

Ya, marketplace. Tapi, kami memasukkan as pek daring dan layanan lain. Misalnya, Carsentro (Car mudi Sentra Otomotif). Ini merupakan layan an luring berupa bursa otomotif yang su dah ada di Semarang dan belum lama ini ada di Solo. Kenapa kami melakukan ini? Kami menyadari bahwa untuk penjual mobil bekas yang hanya me miliki lima unit, biasanya tidak memiliki penge ta hu an atau keuangan yang cukup untuk melakukan penjualan daring secara efektif. Jadi, kami meng ambil langkah untuk memutus jarak antara pen jualan daring dan luring.

Kami membangun sebuah tempat, kami da tangkan semua penjual mobil bekas, 100-200 mo bil. Setelah itu, kami baru memperlihatkan ke untungan penjualan daring dan luring. Kami siap kan papan iklan, mengiklankan mobil mereka se cara daring. Jadi, harapannya setelah enam bulan mereka bisa mengerti tentang keuntungan penjualan daring, yang didukung dengan strategi luring.

Carmudi itu app based atau web based?

Kami punya dua-duanya. Hingga saat ini, kami mencatatkan sekitar dua juta lebih pengunjung dalam satu bulan. Sekitar 75 persennya itu meru pakan pengguna mobile dan app. Jadi 25 persen nya itu baru desktop.

Berapa banyak penjual?

Sekitar empat ribu di seluruh Indonesia. Kami beroperasi di 12 kota. Yang paling banyak tentunya Jakarta. Tapi, kami juga melihat banyak aktivitas di Surabaya, Bandung, Solo, dan Semarang. Palembang, Pekanbaru, Medan, dan Makassar juga mulai memperlihatkan peningkatan. Tahun depan, kami juga akan meningkatkan ekspansi ke luar Jawa, seperti Balikpapan, Samarinda.

Berapa banyak transaksi di Carmudi?

Sekitar 40 ribu sampai 50 ribu mobil per bulan.

Bagaimana Anda melihat pasar kenda raan bekas di Indonesia?

Untuk pasar kendaraan bekas, relatif stabil, selama ada akses ke perbankan. Jadi jika bank memberikan kemudahan untuk mendapatkan kredit, akan memudahkan orang untuk membeli. Kalau kita lihat pasar mobil di Tanah Air, total kredit kendaraan tahun lalu itu sekitar Rp 366 triliun. Tahun ini mungkin lebih kurang akan sama. Jika kami lihat dari sisi kredit, mobil bekas itu sekitar 2,5-3 kali lebih besar dari penjualan mobil baru. Tapi, data itu belum termasuk pen jualan yang dilakukan dengan tunai.

Kami juga melihat, banyak penjualan mobil bekas di kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya, itu mulai bergeser ke wilayah yang lebih kecil. Jadi, penjualnya bisa saja berasal dari Jakarta atau Surabaya. Tapi, titik penjualan sebenarnya di Malang atau wilayah-wilayah lain.

Jadi pembeli mendapatkan mobilnya dengan cara yang berbeda. Misalnya, dari pengguna yang ingin menjual mobilnya. Kemudian, dari lelang yang mereka dapatkan di kota besar dan dibawa ke daerah mereka. Tapi, mereka juga biasa men da patkan mobilnya secara daring. Kami yakin banyak proses transaksi lintas kota karena me mang adanya perbedaan harga. Misalnya, mobil yang sama di Malang harganya lebih mahal ketimbang di Jakarta yang tingkat kompetisinya tinggi, sehingga harga tak bisa terlalu tinggi.

Apa target Carmudi di Indonesia?

Kami ingin menjadi nasional. Kami daring, jadi kami mendapatkan pasokan dari seluruh Indo nesia. Tapi, kami merasa masih harus ada bentuk fisik di kota-kota besar, dan kami sedang me nyiap kan itu. Mungkin kami akan hadir di kota-kota lain pada tahun depan. Kami ingin terus mengem bangkan Carsentro pada masa mendatang, karena membuat kami memiliki platform penjualan, sekaligus melakukan kontrol kualitas. Selain itu, juga menjadi sumber data, seperti mobil apa yang populer, bagaimana perbedaan harga, dan seba gainya. Yang terpenting juga, kami bisa meng edukasi para penjual yang memang saat ini banyak dari mereka yang sudah tua dan tidak pernah ber sentuhan dengan dunia daring.

Platform jual beli mobil bekas lain ha nya fokus di daring, sementara Carmudi juga menyediakan luring. Ada alasan lain?

Di Indonesia, kalau hanya mengandalkan daring, akan membutuhkan waktu hingga lima tahun untuk matang. Ini alasan e-commerce lain pun mulai merambah ranah luring. Untuk meng atasi jarak waktu itu, kita butuh bentuk fisik. Kalau kita ke kota yang kecil, penjual mobil bekas itu tersebar di mana-mana. Jadi, sulit bagi konsumen untuk mendatangi semua penjual tersebut. Jika kita kumpulkan mereka di satu tempat, akan lebih mudah bagi pembeli dan penjual yang dapat menerapkan strategi marketing dengan lebih baik.

Berapa Carsentro yang akan Anda buka?

Bergantung dari berapa banyak kota yang kita bisa masuki. Masalah utama selalu mendapatkan tempat dan lokasi yang tepat. Kita sudah menyur vei 12 kota selain dari dua kota yang sudah ada. Beberapa sudah dalam tahap negosiasi untuk tem pat. Kita berharap dapat membuka 10 tempat hing ga kuartal pertama tahun depan, termasuk di Jakarta.

Jika platform daring membutuhkan wak tu lima tahun lagi untuk matang. Apa yang akan terjadi dengan pasar luring sete lah lima tahun itu?

Pasar luring akan terus ada, terutama untuk aset seperti mobil. Karena ini merupakan aset yang sangat bernilai tinggi. Berbeda jika dibandingkan ponsel. Orang selalu punya hubungan dengan mo bil, mereka ingin melihat, menyentuh, dan men coba untuk test drive. Makanya, pasar luring tidak akan pernah mati.

Tapi, yang kami lihat di pasar Amerika Serikat saat ini dan mungkin akan terjadi di Indonesia setelah lima tahun mendatang, orang sudah 100 persen memp ercayakan pembelian mobil secara daring. Alasannya, karena mereka memiliki peme riksaan yang ketat. Punya money back guarantee, jika mobil tidak sesuai dengan spesifikasi yang disampaikan, uang akan kembali.

Jadi, apakah Carmudi nantinya hanya akan fokus di daring atau tetap memadu kannya dengan pasar luring?

Saya rasa, kami akan terus meneruskan peran pasar luring, mengingat pasar ini tidak akan mati. Di satu sisi, kami juga akan memperkuat pasar daring. Namun, kami melihat penjualan mobil memang akan berubah, baik daring maupun luring. Jika melihat Jerman sekarang, diler BMW di sana itu berukuran sangat luas. Mungkin lima kali luas diler BMW di Indonesia.

Tapi, kalau diperhatikan, hanya ada tiga salesperson di sana. Jika ke belakang dilernya, akan terlihat seperti perkantoran. Kebanyakan penjualan di sana dilakukan secara daring. Jadi di situ ada seperti mini call center, yang menjelaskan spesifikasi dan mengatur janji untuk test drive. Kalau kita lihat Jerman, AS, dan Cina, biasanya 95 persen orang menentukan pilihan mobil yang akan dibeli secara daring. Di Asia, angkanya mungkin lebih rendah karena terkait dengan penetrasi internet dan sebagainya.

Berapa keuntungan Carmudi?

Kami tidak bisa membuka data itu. Tapi, kami merupakan perusahaan start up, jadi semua yang kami dapatkan selalu kami gunakan untuk inves tasi. Bisnis ini membutuhkan waktu, apalagi kami baru hadir di Indonesia sejak Januari 2014.  

***

Indonesia Sangat Dinamis

Sudah delapan tahun bela kangan, Subir Lohani mengenal Indonesia lebih dekat. Baginya, negara khatulistiwa ini menyajikan berbagai hal yang menarik. Baik sebagai tempat bekerja maupun untuk meluangkan waktu bersantai.

"Apa yang saya sukai di Indone sia? Harusnya, pertanyaannya dibalik, 'Apa ada yang tidak disukai di Indonesia?' Saya suka di sini. Sangat dinamis, semua berubah dalam wak tu pekan, bulan, tahun. Infra struktur terus dibangun," ujar CEO Carmudi Indonesia tersebut kepada Republika di Jakarta, belum lama ini.

Menurut dia, alasan akhirnya memutuskan bergabung dengan Carmudi, antara lain, karena menginginkan tantangan baru yang lebih dinamis. Hal yang sulit dida patkan ketika masih berke cimpung di dunia perbankan beberapa tahun sebelumnya.

Di perbankan, kata dia, biasanya akan melakukan rutinitas yang sama. Berbeda ketika menangani bisnis start up, yang semuanya harus dilakukan dalam waktu yang cepat. "Di start up, saya bisa mengambil keputusan hari ini dan melihat hasilnya besok. Jadi, lebih dinamis. Indonesia juga merupakan pasar start up yang besar di Asia Tenggara, yang memiliki tantangan tersendiri," kata pria yang sebelumnya menjabat sebagai managing director Carmudi Filipina tersebut.

Tak hanya itu, menurut dia, Pe me rintah Indonesia pun memberikan dukungan yang besar untuk perkembangan start up di Tanah Air. Bahkan, jika dibandingkan negaranegara lain, Pemerintah Indonesia terbilang memberikan perhatian lebih besar untuk dunia start up. Ini sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menjadi start up hub di Asia.

"Langkah selanjutnya adalah mendatangkan pengembang ke sini. Karena banyak perusahaan yang sudah beroperasi di Indonesia, tapi untuk pengembangan masih dilakukan di luar negeri," kata lulusan Universitas Bosnos, AS tersebut.

Tak hanya terkait pekerjaan, ia menilai, Indonesia juga menawarkan dinamika sebagai destinasi wisata. Alasannya, meskipun sebagai sebuah negara, perbedaan masya rakat di satu daerah dengan yang lainnya cukup kentara, misalnya dari sisi budaya.

Ia menyebut, masyarakat Jawa yang berbeda dengan mereka yang tinggal di Bali, Kalimantan, ataupun wilayah lainnya. "Ini membantu juga untuk memahami, apa yang harus kami siapkan dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia," kata dia.   Oleh Mansyur Faqih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement