Senin 31 Oct 2016 09:20 WIB

Sumpah Pemuda Dibungkus Nusantara Berdendang di Istana

Pertunjukan wayang golek bertemakan Ramadhan dengan dalang Ki Wawan Ajen pada 'Semarak Wisata Ramadhan 2016' oleh Kementrian Parawisata RI, di Halaman Masjid Pusdai, Kota Bandung, Sabtu (18/6) malam. (Republika/Edi Yusuf)
Foto:

Hal istimewa lainnya ada di teknik. Jumat malam, penampilan Wayang Ajen di Istana Kepresidenan Republik Indonesia itu benar-benar ‘wow’. Sajian musiknya tergolong tak biasa. Nuansanya Indonesia banget! Hampir semua wilayah di Nusantara dimasukkan ke dalamnya. Dari mulai musik tradisional Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, kawasan cross border, semuanya ada. Dan semua tamu yang hadir di Istana terlihat enjoy mendengarkan lantunan music tradisional yang diracik sangat apik itu.

Display wayangnya,  benar-benar out of the box. Bentuk, warna-warni, postur, asesoris yang ditampilkan sangat tak biasa. Beberapa di antaranya ada yang berbentuk  lima pulau besar di tanah air. Dari mulai display wayang berbentuk Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua, semua ada. Ada juga wayang raksasa setinggi 2,5 meter. “Ini adalah buah perjalanan Wayang Ajen yang pernah tampil di 49 negara selama 17 tahun. Jadi warna-warna menarik di berbagai belahan dunia ikut dibawa ke Istana,” tambah Dalang Wawan.

Pengalaman manis saat mendapatkan penghargaan untuk penampilan terbaik di Festival de Titeres de Canarias 2009 Spanyol kembali dipertontonkan. Pesan-pesan sarat makna saat tampil di Yakutsk, Republik Sakha (Yakutia), Federasi Rusia, 2012 silam juga ikut disisipkan. Interaksi aktif antara penonton, wayang dan dalang yang sempat diperlijhatkan di Yunani, Belanda, Prancis dan Italia juga tetap diperlihatkan.

Hasilnya? Serta merta tepuk tangan menggema. Pesan filosofi yang disampaikan dalam bentuk perang baratayudha tersampaikan. Seluruh penonton seakan sepakat bahwa Indonesia akan terus bersaing dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia, dan mencari peluang untuk tampil sebagai bangsa pemenang. “Ini seperti perang. Tapi perang yang ini kita terjemahkan dalam kerja, kerja kerja! Berkarya dan terus mencipta,” kata Wawan.

Dan saat menjelang klimaks, penonton kembali dibuat terdiam. Obrolan seputar semangat Nawacita membuat semua tamu undangan memandang dengan sorotan rasa penasaran. Selintas kemudian, tepuk tangan pun langsung terdengar. Semua kompak memberikan applaus untuk Wayang Ajen.

Pesan lain yang tak kalah disambut antisias adalah tema Sapu Bersih (Saber) Pungli. Kebetulan, isunya sedang hot dan mendapat perhatian serius dari Presiden Jokowi. Pesan orang nomor satu di Indonesia itu jelas! Presiden sudah menyatakan perang terhadap pungutan liar alias pungli. “Kami ingin semua pesan sampai. Dengan lakon wayang yang  bermacam-macam ini, pesannya akan lebih mudah terserap ke masyarakat. Ini seperti perang. Kemenangan itu direncanakan. Sama seperti pesan pak Menteri Arief Yahya," kata Wawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement