Ahad 30 Oct 2016 13:00 WIB

Pemerintah akan Tambah Jurusan di SMK

Rep: Dian Erika N/ Red: Nur Aini
Siswa kelas XII program keahlian tata busana SMK Negeri 9 Solo mengikuti Ujian Praktik Kelulusan Kompetensi Keahlian Tata Busana di sekolah mereka, Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/2)
Foto: Antara/Maulana Surya
Siswa kelas XII program keahlian tata busana SMK Negeri 9 Solo mengikuti Ujian Praktik Kelulusan Kompetensi Keahlian Tata Busana di sekolah mereka, Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Mustaghfirin Amin, mengatakan pihaknya berencana menambah belasan jurusan baru di jenjang pendidikan SMK. Penambahan jurusan rencananya berlaku pada 2017 mendatang.

Menurut Mustaghfirin, saat ini ada 128 jurusan yang ada di SMK. "Mulai 2017, akan ada 142 jurusan di SMK seluruh Indonesia. Penambahan jurusan ini diharapkan dapat memperluas pemenuhan kebutuhan dunia industri yang semakin berkambang," ujar dia kepada Republika.co.id di Jakarta, Ahad (30/10).

Penambahan 14 jurusan itu, kata dia, berdasarkan empat sektor pengembangan industri Indonesia, yakni pariwisata, industri kreatif, kemaritiman, dan ketahanan pangan. Mustagfirin mencontohkan, beberapa jurusan baru yang akan dibuka adalah geospasial dan pengembangan properti.

Selain menambah jurusan baru, pihaknya pun mengevaluasi sejumlah jurusan yang memerlukan penguatan dan sejumlah jurusan yang harus ditutup. Adapun jurusan yang mendesak dikuatkan yakni jurusan dengan sifat keilmuan terlalu spesifik seperti kecantikan kulit, yang akan digabung dengan jurusan keterampilan menata rambut, jurusan teknik sepeda motor dikuatkan menjadi jurusan teknik dan bisnis sepeda motor dan jurusan teknik instalasi listrik dikuatkan menjadi jurusan teknik jaringan dan pembangkit listrik.

Sementara untuk penutupan jurusan menyasar kepada sejumlah jurusan yang sepi peminat dan secara jangka panjang keilmuan kurang relevan seperti teknik kerja batu dan teknik kerja kayu. "Penutupan ini sudah melalui sejumlah evaluasi dan pengkajian. Untuk penutupan jurusan di setiap sekolah pun sifatnya lentur, artinya sekolah bisa menutup jika memang tidak ada peminat. Setelah itu diganti dengan jurusan baru yang memang diminati siswa," kata Mustaghfirin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement