Sabtu 29 Oct 2016 22:03 WIB

Bedah Buku, Cara Berbagi Wawasan Ikatan Alumni Teknik Mesin USU

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ikatan Alumni Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara (IKATM-USU) wilayah Jabodetabek menggelar kegiatan bedah buku berjudul "From the Perspective of Strategic Management: Knowledge, Innovation and Entrepreneurship". Bedah buku karya Dr. Ir. Manerep Pasaribu itu digelar di Hotel JW Marriot pada Sabtu pekan lalu.

Ketua IKATM-USU, Helman Sembiring mengatakan, berbagi wawasan dan pengetahuan dalam suasana keakraban yang sarat kekeluargaan merupakan bentuk komitmen para alumni Teknik Mesin Sumatera Utara. Meski dalam kegiatan tersebut tidak hanya alumni teknik mesin yang hadir. Tetapi juga dari teknik elektro, sipil, industri maupun arsitek.

"Jadi artinya diharapkan dengan pertemuan ini alumni-alumni baik yang muda, senior, akan lebih kuat, dan lebih sungguh-sungguh dan lebih yakin untuk bisa membuat terobosan-terobosan di usaha atau bisnisnya," ujar Helman.

Helman menambahkan, dukungan dari para akademisi dan praktisi yang tergabung dalam jaringan alumni merupakan aset yang luar biasa bagi wadah ini.

"Jadi para alumni Teknik Mesin Universitas Sumatera khususnya area Jabodetabek yang belum sempat hadir dan menjalin komunikasi, pintu komunikasi terbuka seluas-luasnya. Untuk saudara-saudari alumni main kita membangun kembali Solidarity Mesin Forever," kata Helman.

Hadir dalam kegiatan bedah buku sebagai panelis adalah Dr. Ir. Jonner Napitupulu (Akademisi USU), Ir. Bambang Eka Chayana (Presiden Direktur PT Pelindo I), dan Ir. Jamsaton Nababan (Development Director PT Pertamina EP Cepu).

Manerep Pasaribu menjelaskan, buku karanganya tersebut mendorong agar tumbuhnya entrepreneur sehingga bisa turut serta dalam membangun negara.

"Buku ini,  pertama untuk pengajaran kepada mahasiswanya. Kedua menciptakan entrepreneur agar bisa bangun negara, itu kuncinya," katanya.

Amerika Serikat dikatakan Manerep, pertumbuhan entrepreneur mencapai 11 persen. Kemudian Cina 10 persen bahkan Malaysia 3 persen. Sementara Indonesia baru mencapai 1,65 persen.

"Kita memang butuh lebih banyak lagi entrepreneur tumbuh di Indonesia, karena memang entrepreneur yang bisa membikin negara menjadi maju. Ini sudah dibuktikan dilakukan dunia dan negara-negara berkembang lainnya," kata  Manerep.

Jonner Napitupulu mengapresiasi buku ini. Ia percaya buku tersebut dapat menginspirasi lahirnya entrepreneur baru di Indonesia.

"Paling tidak buku ini memberikan baku praktis cara-cara berbisnis maupun menjalankan bisnisnya. Jadi buku ini memberikan jalan keluar sebagai seorang pebisnis," ujar  Jonner.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement