Kamis 27 Oct 2016 11:00 WIB

Pengaruh Variabel Makro terhadap Penerimaan ZIS Dompet Dhuafa

Red:

Republika/Tahta Aidilla         

 

 

 

 

 

 

 

 

Zakat adalah instrumen Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan mening kat kan kualitas hidup pendu duk miskin secara ekonomi. Pemerintah Indonesia mem bentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang bertugas mengelola dana zakat secara nasional. Tugas dan fungsi BAZNAS ini dibantu oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masya rakat.

Tujuan pengelolaan zakat menurut UU No 23 tahun 2011 yaitu untuk mening katkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat serta mening katkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Dalam rangka me wujudkan tujuan pengelolaan zakat, maka dana zakat dapat didayagunakan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk miskin. Berdasarkan penelitian Beik (2009), zakat mampu mengurangi jumlah penduduk miskin. Selain itu, zakat juga dapat mengurangi kesenjangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan serta kedalaman kemiskinan.

Menurut penelitian Ahmad (2011), va riabel makroekonomi berpengaruh terha dap besarnya jumlah dana zakat yang ter kumpul. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa inflasi, kurs USD, dan harga emas berpengaruh signifikan terhadap besarnya dana zakat yang terkumpul. Kinerja ma kroekonomi yang fluktuatif akan meme nga ruhi keputusan masya rakat dalam mengalokasikan dana termasuk dalam alokasi untuk dana sosial seperti ZIS.

Penelitian ini berupaya untuk meng analisis variabel-variabel makroekonomi dan variabel makro non ekonomi yang memengaruhi penerimaan zakat salah satu LAZ Nasional yang telah dikukuhkan Menteri Agama, yaitu Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa adalah salah satu LAZ terbesar di tanah air yang memiliki rekam jejak pengelolaan zakat yang sangat baik.

Metode dan hasil penelitian

Dalam penelitian ini, variabel makro yang digunakan adalah inflasi, Indeks Pro duksi Industri (IPI), jumlah uang beredar (M2), suku bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan jumlah bencana di Indo nesia.

Data ZIS yang digunakan adalah data pe nerimaan ZIS oleh Dompet Dhuafa Fe bruari 2005 sampai Desember 2015 da lam periode bulanan. Data inflasi dan IPI diperoleh dari BPS, data jumlah uang ber edar, dan BI Rate diperoleh dari Bank In donesia, sedangkan data jumlah ben cana diperoleh dari Badan Nasional Pe nang gulangan Bencana. Data variabel yang digunakan adalah data bulanan pe riode Februari 2005 sampai Desember 2015.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah Vector Autore gression (VAR) apabila data stasioner pada level. Sedangkan, apabila data tidak stasioner di level maka dilanjutkan dengan Vector Error Correction Model (VECM).

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada jangka panjang, variabel makro memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan ZIS Dompet Dhuafa. Variabel yang berpengaruh positif dan signifikan adalah pertumbuhan IPI dan jumlah uang beredar. Sedangkan, inflasi dan jumlah bencana berpengaruh negatif terhadap penerimaan ZIS Dompet Dhuafa.

Pertumbuhan IPI merupakan proksi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Peningkatan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan nasional. Hal ini akan meningkatkan penerimaan zakat karena adanya kenaikan pada jumlah harta objek zakat. Besar zakat yang wajib dibayarkan oleh muzaki ditentukan dalam bentuk persentase sehingga apabila pendapatan muzaki, baik perorangan mau pun perusahaan meningkat maka jumlah penerimaan zakat juga akan meningkat.

Kenaikan tingkat inflasi menunjukkan adanya kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum, termasuk harga beras sebagai penentu besarnya nishab zakat. Kenaikan harga beras akan meningkatkan besarnya batas nishab zakat yang harus dicapai oleh muzaki. Jika pendapatan tetap, atau kenaikannya lebih rendah dari kenaikan inflasi, kemampuan muzaki untuk mencapai batas nishab akan menu run. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah muzaki sehingga menurunkan jumlah penerimaan zakat Dompet Dhuafa.

Selain itu, kenaikan inflasi akan menurunkan kemampuan daya beli masyara kat. Penurunan daya beli masyarakat akan mengakibatkan seseorang harus membayar lebih untuk mendapatkan jumlah barang dan jasa yang sama. Hal ini akan berakibat pada alokasi dana untuk infak dan sedekah menjadi berkurang karena terjadi peningkatan alokasi dana untuk memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, kenaikan inflasi akan menurunkan jumlah penerimaan infak dan sedekah.

Pada jangka panjang, setiap terjadi kenaikan jumlah bencana akan menurunkan penerimaan ZIS. Terjadinya ben cana di suatu wilayah akan mengakibat kan terjadinya penurunan ekonomi di wila yah tersebut. Akibatnya, jumlah mu zaki akan menurun karena sebagian muzaki kehilangan hartanya. Hal ini akan mengakibatkan penurunan dalam jumlah penerimaan zakat.

Uang dalam konsep Islam dipandang sebagai flow concept, maka semakin cepat perputaran uang akan semakin baik. Uang yang diproduktifkan di sektor riil akan menumbuhkan perekonomian sehingga akan meningkatkan pendapatan nasional yang kemudian akan meningkatkan penerimaan zakat. Sedangkan, uang yang disimpan akan dikenakan zakat secara langsung. Oleh karena itu, peningkatan jumlah uang beredar akan meningkatkan penerimaan zakat.

Hasil analisis IRF memberikan ke simpulan bahwa penerimaan ZIS Dompet Dhuafa mengalami fluktuasi dalam merespon guncangan atau shock yang terjadi terhadap variabel makro yang diteliti, sebelum kemudian mencapai kestabilan. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi stabil ini berbeda-beda diantara variabel tersebut. Penerimaan ZIS paling cepat mencapai kestabilan ketika merespon guncangan pada variabel jumlah ben cana yaitu pada bulan kedelapan. Gun cangan variabel inflasi direspon pa ling lama oleh penerimaan ZIS yaitu pada bulan ke 18. Respon terhadap guncangan per tumbuhan IPI stabil pada bulan ke 13, se dangkan guncangan jumlah uang ber edar (M2) direspon stabil pada bulan kesebelas.

Hasil analisis FEVD menunjukkan bahwa setiap variabel memiliki kontribusi yang berbeda-beda, namun memiliki tren yang cenderung stabil terhadap keragaman penerimaan ZIS Dompet Dhuafa. Di akhir periode penelitian, penerimaan ZIS itu sendiri tetap memiliki kontribusi terbesar, kemudian diikuti dengan jumlah bencana, pertumbuhan IPI, dan jumlah uang beredar, sementara inflasi memiliki kontribusi terkecil.

Rekomendasi kebijakan

Pertama, Bank Indonesia selaku otoritas moneter diharapkan dapat meningkat kan jumlah uang beredar dengan tetap me merhatikan kestabilan tingkat inflasi. Kedua, pemerintah diharapkan dapat meningkatkan anggaran pembangunan infrastruktur dalam APBN sehingga produksi industri lebih efisien dan dapat memacu penanaman modal oleh investor. Ketiga, Dompet Dhuafa selaku lembaga zakat dapat memaksimalkan penerimaan ZIS dengan melihat kondisi makroekonomi serta melakukan upaya peningkatan jumlah donatur dari sektor industri atau perusahaan.

Keempat, dalam menghadapi guncangan variabel makro, Dompet Dhuafa perlu melakukan strategi sebelum mencapai kestabilan. Dompet Dhuafa dapat me man faatkan aset kelolaan berupa piutang, dana bergulir, dan investasi serta melaku kan penyimpanan dalam bentuk deposito jangka pendek. Kelima, penelitian selanjutnya sebaiknya menganalisis faktorfaktor yang memengaruhi penerimaan ZIS pada tingkat regional dengan menggunakan variabel PDRB serta meli hat fenomena ekonomi dan none komoni pada regional tersebut. Wallaahu a'lam.

Noviyanti

Alumnus S1 Ekonomi Syariah FEM IPB

Dr Irfan Syauqi Beik

Staf Pengajar Prodi Ekonomi Syariah FEM IPB dan Direktur Pusat Kajian Strategis BAZNAS

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement