Senin 10 Oct 2016 13:00 WIB

Permainan Tradisional Menembus Dunia

Red:

JAKARTA - Indonesia patut berbangga bisa menjadi tuan rumah ajang Tafisa World Games 2016. Melalui ajang tersebut Indonesia bisa memperkenalkan permainan tradisional dan budaya bangsa ke kancah dunia. "Ini adalah momentum bersejarah bagi Indonesia yang sangat kaya tradisi dan budaya," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat pembukaan Tafisa 2016 di Ancol Beach City, Jakarta, Sabtu (8/10) malam.

Puan mengatakan, berbagai kesenian dan kebudayaan Indonesia telah mendapat pengakuan dunia. Hal ini menjadi salah satu alasan Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Tafisa 2016. Sebelumnya, Tafisa diselenggarakan di Bonn (Jerman/1992), Bangkok (Thailand/1996), Hannover (Jerman/2000), Busan (Korea Selatan/2008), dan Sialuai (Lithuania/2012).

Tafisa, Puan berharap, dapat memperkaya pemahaman dan pengalaman masyarakat dunia terhadap olahraga maupun permainan tradisional masyarakat Indonesia. Misalnya, masyarakat dunia akan mengenal bagaimana pencak silat sebagai perpaduan antara gerakan bela diri, seni musik, sekaligus olahraga yang khas dari Indonesia.

Puan menyampaikan, ajang Tafisa World Games 2016 mengambil tema "Unity in Diversity". Tema ini bermakna persatuan dalam keberagaman melalui pergelaran olahraga, budaya nusantara, dan budaya dunia. "Di ajang ini, kita juga memperkenalkan potensi dan keunggulan seni budaya dan olahraga tradisional dari 34 provinsi, promosi pariwisata dan kuliner, serta pameran sarana prasarana olahraga," ujar Puan.

Indonesia sebagai tuan rumah juga akan memecahkan rekor dunia (Guinness World Records) untuk permainaan olahraga egrang yang diikuti oleh 2.600 peserta dan tari zumba yang diikuti oleh 13 ribu peserta. Panitia juga mengagendakan kegiatan Global Forum. Dalam Global Forum akan dilakukan deklarasi bersama dari seluruh negara peserta, termasuk pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, tentang gerakan olahraga dan gerakan hidup sehat.

Pembukaan Tafisa 2016 berlangsung meriah dan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pembukaan juga dihadiri sejumlah pejabat, di antaranya Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta sejumlah pejabat lainnya.

Kalla mengatakan, Tafisa membuat berbagai jenis kesenian dan olahraga tradisional Indonesia semakin lestari dan dikenal dunia. Ini juga pesan moral, bahwa Indonesia yang memiliki keragaman budaya, etnis, dan bahasa bisa semakin tegak dalam bineka tunggal ika.

"Berbagai jenis kesenian, olahraga, dan budaya adalah kekayaan bangsa kita, dan sekarang seluruh dunia akan tertuju ke Indonesia dengan adanya Tafisa World Sport For All Games 2016," kata Jusuf Kalla.

Ia juga berpesan kepada seluruh peserta untuk membangun sportivitas dan suatu persahabatan yang baik. Era multimedia saat ini, membuat generasi muda sibuk melihat gadget sampai berjam-jam. Dia beraharap, Tafisa Games membuat generasi muda bergerak tegak, tidak membungkuk terus karena teknologi. "Kita masyarakat Indonesia juga semakin tergerak untuk berolahraga secara rutin. Apalagi, Indonesia baru saja menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) dan tak lama lagi akan menyongsong ajang ASIAN Games," ujar Kalla.

Tafisa World ke-6 akan mempertandingkan 86 cabang olahraga dan 58 kegiatan dari 87 Negara dengan total peserta mencapai 14 ribu orang dari luar negeri. Meliputi 28 negara di benua Asia, 15 negara dari benua Afrika, 26 negara dari benua Eropa, 15 Negara dari benua Amerika, dan tiga negara dari Australia/Oceania. Adapun dari dalam negeri sebanyak 3.000 orang dari 34 provinsi.

Secara keseluruhan, Tafisa World Games 2016 menampilkan pameran, pertandingan, dan festival permainan dan olahraga tradisional (traditional sport and games festival, competition, and exhibition), festival olahraga untuk semua (sport for all festival), pertandingan olahraga ekstrim dan pemuda (youth and extreme sport competition), festival permainan tradisional anak-anak (children traditional games festival), serta pameran dan festival olahraga bagi kelompok yang mempunyai kemampuan berbeda (difable sport festival and exhibition).     Oleh Muhammad Akbar Wijaya, ed: Muhammad Hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement