Selasa 27 Sep 2016 07:00 WIB

Obat Kuat, Nafsu Besar Tenaga Kurang

Obat Kuat, Ilustrasi
Foto:

Pada 1960-an dan 1970-an misalnya, di berbagai media juga sering didapati iklan jenis obat kuat. Judulnya juga tidak kalah menyeramkan dari iklan dan reklame di kios-kios obat kuat. Sebuah tabib dari Pakistan di Sawah Besar menjual obat kuat dengan judul, "Nafsu Besar Tenaga Kurang, Seperti Rayap Makan kayu."

Sang tabib ingin menawarkan 'keperkasaan' bagi pria yang dikatakannya lemah syahwat. Ada pula seorang tabib yang menawarkan pria yang dikatakannya tidak 'normal' akan menjadi 'kencang' kembali setelah minum obatnya. Di tahun-tahun tersebut, memang para tabib dari Pakistan yang lebih banyak menjual obat kuat. Termasuk obat dan ramuan untuk para ibu agar 'disayang' sang suami.

Pada 1950-an, beberapa pedagang kaki lima tiap malam menggelar lapak di Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat. Mereka menjual tangkur buaya, yang dikatakannya sebagai obat kuat dan 'tahan lama'. Bentuknya seperti cincin, setelah diminyaki, tengahnya dimasuki benang untuk diikatkan ke pinggang.

Pengobatan yang populer di kaki lima tahun 1950-an itu, kini tidak ada lagi. Rupanya sudah kalah populer dengan pengobatan Cina. Apalagi sejak nama Mak Erot dikenal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement