Selasa 20 Sep 2016 13:00 WIB

Saldi Isra, Ketua Tim Seleksi Anggota KPU dan Bawaslu: Beban di Pemilu 2019 Dua Kali Lipat

Red:

Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) akan mengakhiri masa jabatannya. Tim seleksi (timsel) anggota KPU dan Bawaslu sedang menyeleksi figur yang tepat untuk menjadi anggota di masing-masing lembaga itu. Ketua Timsel KPU dan Bawaslu, Saldi Isra, memaparkan proses seleksi yang sedang dilakukan kepada pewarta Republika, Satria Kartika Yudha. Berikut petikannya:

Komisioner KPU dan Bawaslu seperti apa yang dicari?

Ada empat kriteria yang harus dipenuhi oleh komisioner KPU dan Bawaslu, yakni memiliki independensi, integritas, kapabilitas, dan kepemimpinan. Empat kriteria tersebut sudah diatur dalam undang-undang. Kami mencari sosok yang memenuhi empat kriteria itu.

Seperti apa detailnya?

Komisioner yang memiliki kapabilitas tentu harus menguasai hal yang terkait pemilu. Tentu, tidak hanya soal politik, tapi juga hukum. Ada juga mengenai komunikasi dan juga teknologi informasi yang harus dikuasai. Yang paling penting juga paham dengan tata kelola pemilu. Harus paket lengkap.

Jangan sampai ada anggota yang tidak memahami pemilu sehingga kesulitan menghadapi persoalan di dalamnya. Kami tidak ingin yang seperti itu.

Bagaimana tantangan KPU dan Bawaslu ke depan?

Pertama, adalah mewujudkan KPU sebagai lembaga yang mandiri. Dia harus mampu menjaga kemandirian KPU sebagai penyelenggara. Jangan sampai penyelenggara justru bermain dalam persoalan politik sehingga penyelenggaraan tidak fair.

Pemilu adalah momentum yang sarat kepentingan politik. Namun, penyelenggara kegiatan ini jangan sampai memiliki kepentingan politik. Integritas pemilu bisa dijaga kalau penyelenggaranya bisa menjaga independensi.

Kedua, 2019 itu ada pemilihan umum serentak. Masyarakat akan memilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kab/kota dan pemilihan presiden dan wakil presiden pada saat yang bersamaan. Dulu, pmilu legislatif dan pemilu presiden dipisah.

Penyelenggaraan dipisah paling tidak berjarak lima sampai enam bulan. Tapi, untuk periode 2019 nanti digabung. Kita bisa  bayangkan beban kerja dan segala macamnya bisa dua kali lipat dari sebelumnya.

Oleh karena itu, orang yang dihasilkan nanti harus yang bisa menjawab kebutuhan perubahan drastis dalam penyelenggaran pemilu. Mereka harus bisa intens menyatukan antara pileg dan pilpres. Orangnya paling tidak menyamai yang ada hari ini. Namun, kita ingin ada figur yang lebih baik lagi.

Kekurangan dan kelebihan komisioner KPU dan Bawaslu sebelumnya?

Saya belum mau masuk masalah substansi. Sebagai timsel, saya harus menjaga persoalan seperti ini. Kami ingin orang tidak melihat kecenderungan timsel seperti apa.

Banyak yang mempertanyakan keberadaan Valina Singka Subekti. Apa tanggapan Anda?

Kami mendengar keberatan itu. Tapi, keberadaan ibu Valina ada sisi positifnya yang harus diambil. Beliau itu kan anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Dia pasti punya pengalaman yang cukup, terutama bagi penyelenggara yang nanti ikut dalam pertarungan pencalonan anggota KPU dan Bawaslu.

Apalagi, beliau juga pernah menjadi anggota KPU pada 2004-2007. Beliau juga anggota timsel sebelumnya lima tahun lalu bersama saya.

Apa yang akan dilakukan timsel agar proses seleksi dapat menghasilkan orang yang kompeten?

Bisa dilihat, sekarang sudah diumumkan. Dalam lampiran kita membuat cara melakukan tes rekam jejak lebih detail dari yang sebelumnya. Formulir yang mereka isi jauh lebih detail sehingga kita bisa dapat gambaran yang jauh lebih komprehensif terhadap sosok yang mencalonkan diri.

Perbedaan dengan yang sebelumnya?

Kalau ada calon pernah menjadi penyelenggara, akan diminta data di mana saja dan kapan saja. Itu akan menjadi penilaian bagi mereka. Baik itu mulai dari tingkat pusat sampai kecamatan yang kita ambil. Kemudian, kalau di luar itu, ada juga pengalaman terkait pemilu seperti apa. Apa pernah menjadi pemantau, apakah pernah menulis tentang pemilu. Lalu, di jenjang pendidikan juga kita minta. Jadi, kita berusaha lebih detail untuk mengenali calon dibandingkan  sebelumnya .      ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement