Selasa 06 Sep 2016 11:12 WIB

Pelatihan Pertolongan Pertama Cegah 60 Persen Kematian Akibat Kecelakaan

Rep: Gita Amanda/ Red: Hazliansyah
PMI Kota Jakarta Selatan  menggelar simulasi pertolongan pertama penanggulangan bencana di Bumi Perkemahan Apriari Ragunan, Jakarta Selatan, Ahad (7/12). (foto : MgROL 28)
PMI Kota Jakarta Selatan menggelar simulasi pertolongan pertama penanggulangan bencana di Bumi Perkemahan Apriari Ragunan, Jakarta Selatan, Ahad (7/12). (foto : MgROL 28)

REPUBLIKA.CO.ID, -- Setengah dari orang yang disurvei mengatakan, mereka tak akan mencoba pertolongan pertama jika mereka melihat kecelakaan atau orang terluka. Akibatnya tercatat ada hampir enam kematian dari 10 insiden kecelakaan.

Dilansir Sky News, Selasa (6/9), sebuah studi oleh University of Manchester menemukan bahwa 93 persen orang akan menelepon nomor panggilan darurat jika mereka menemukan kecelakaan atau orang terluka. Tapi intervensi pertolongan pertama sangat jarang dilakukan.

Sekitar setengah dari orang-orang yang disurvei mengatakan mereka tak akan mencoba memberi pertolongan pertama pada korban saat menunggu layanan darurat tiba.

Padahal menurut Joe Mulligan dari Palang Merah Inggris, kemungkinan itu merupakan menit-menit krusial sebelum ambulans datang. Sehingga menurutnya setiap orang perlu menyadari keadaan darurat demi kelangsungan 'rantai kehidupan'.

"Sayangnya dari sebagian besar kematian yang kita lihat, jika dilakukan intervensi sederhana bisa membantu mereka tetap hidup sampai tiba di rumah sakit," ujarnya.

Mulligan mencontohkan, dengan memiringkan korban ke satu sisi dan memiringkan kepalanya agar menjaga kala napas mereka terbuka.

The Royal College of Emergency Medicine menyerukan lebih banyak kesempatan bagi orang untuk mempelajari pertolongan pertama. Tak hanya di sekolah, pelajaran mengenai pertolongan pertama harus diberikan juga di tempat tes mengemudi dan lembaga kesehatan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement