Senin 05 Sep 2016 14:06 WIB

Anak Sulit Makan? Mungkin Ini Penyebabnya

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Anak sedang makan
Foto: nymag
Anak sedang makan

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu masalah yang cukup sering dihadapi oleh orang tua ialah sulitnya anak-anak untuk makan. Padahal asupan gizi yang seimbang merupakan salah satu kunci dalam tumbuh kembang anak yang optimal. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak-anak sulit makan ini ialah konsumsi susu yang terlalu banyak.

Dokter spesialis anak dari RS Hermina Depok dr Otty Mitha, SpA mengatakan salah satu penyebab anak sulit makan makanan pendamping ASI karena konsumsi susu yang terlalu banyak. Oleh karena itu, Mitha menyarankan agar jumlah asupan susu dikurangi secukupnya agar anak memiliki 'tempat' di perutnya untuk menyantap makanan lain yang kaya serat dan tidak terdapat dalam susu.

"Misalnya, anak diberikan susu lebih dari 500 cc per 24 jam, apakah anak akan doyan makan? Tidak, karena kekenyangan setiap dua atau tiga jam diberi susu," terang Mitha dalam talkshow Cerebrofort Golden Kids & Mom Expo 2016 di Living World Mall, Alam Sutera.

Terkait konsumsi susu pada anak, Mitha mengatakan anak berusia nol sampai enam bulan dianjurkan hanya mengonsumsi ASI secara eksklusif. Mitha juga mengatakan anak berusia nol hingga enam bulan tidak diperbolehkan untuk menyantap makanan pendamping ASI karena sistem pencernaannya belum siap.

"Tidak boleh (makanan pendamping ASI untuk usia 0-6 bulan) karena berhubungan dengan kemampuan, siap atau tidaknya, mencerna sesuatu yang komposisinya sudah lebih kental daripada ASI," jelas Mitha.

Akan tetapi, ketika anak memasuki usia di atas enam bulan, Mitha menyarankan orang tua unuk mulai memperkenalkan makanan selain ASI yang lebih kompleks. Sebagai contoh, anak berusia di atas enam bulan bisa mulai dibiasakan untuk menyantap bubur atau makanan olahan yang lembut. "Perlahan naik tingkat, sampai akhirnya mendekati menu kita sehari-hari misalnya nasi," lanjut Mitha.

Mitha mengatakan makanan pokok pada anak berusia di atas 12 bulan seharusnya sudah beralih dari ASI menjadi makanan padat sehari-hari. Karena memasuki usia 12 bulan ke atas, anak-anak mulai membutuhkan berbagai asupan gizi untuk menunjang tumbuh kembang anak mulai dari karbohidrat, protein, vitamin hingga mineral.

Tak jarang, Mitha mengatakan orang tua justru suka memberikan susu kepada anak karena lebih praktis dan mengenyangkan. Mitha mengatakan anak memang akan merasa kenyang dengan susu, akan tetapi ada kebutuhan serat dan gizi lainnya yang tidak terpenuhi hanya dengan susu. Jika dilanjutkan, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada anak.

Oleh karena itu, Mitha menyarankan agar anak-anak yang sudah berusia di atas 12 tahun mulai disesuaikan jumlah asupan susu dan makanannya. Porsi susu, lanjut Mitha, bisa mulai dikurangi dan porsi makan lebih diperbanyak. Akan tetapi, orang tua juga tidak perlu memaksakan anak untuk langsung menghabiskan satu mangkuk makanan. Porsi makanan ini bisa dikonsumsi secara bertahap dan dibagi dalam beberapa waktu.

"Misalnya hanya makan tiga sampai empat sendok, sudah, itu tidak apa-apa. Nanti beberapa jam lagi, makan lagi. Susu memang praktis, tapi tidak mengajarkan pola makan yang benar," pesan Mitha.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement