Senin 05 Sep 2016 03:19 WIB

Kanker pada Anak Melonjak Hingga 100 Persen, Ini Penyebabnya

Rep: Adysha Citra R/ Red: Ilham
Selamatkan anak dari kanker (ilustrasi)
Foto: Antara/Yusran Uccang
Selamatkan anak dari kanker (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika dibandingkan dengan 18 tahun lalu, kasus kanker yang ditemukan pada anak dan generasi muda di bawah usia 25 tahun saat ini melonjak drastis. Ada lebih dari 1.300 kasus kanker pada anak dan remaja di bawah 25 tahun yang ditemukan setiap tahunnya.

Berdasarkan data dari Office fr National Statistics, kasus kanker usus pada anak telah melonjak hingga 200 persen. Sedangkan kasus kanker thyroid atau kelenjar gondok telah melonjak lebih dari 100 persen. Di samping itu, kasus kanker ovarium dan kanker serviks juga melonjak hingga 70 persen dan 50 persen.

Sebagian meyakini lonjakan kasus ini sebagian depengaruhi oleh jumlah populasi yang terus bertambah. Akan tetapi, scientific director dari Children with Cancer UK, Prof Denis Henshaw, mengatakan faktor lingkungan dan pola hidup juga memiliki peran atas melonjaknya kasus kanker pada anak dan remaja.

"Peningkatan kasus kanker yang signifikan ini tidak bisa hanya dijelaskan melalui perbaikan diagnosis dan registrasi kanker saja, gaya hidup dan faktor lingkungan juga harus dipertimbangkan," terang Denis seperti dilansir ITV.

Denis mengatakan, setidaknya ada tiga faktor yang dinilai menjadi dalang di balik melonjaknya kasus kanker pada anak. Ketiga faktor tersebut ialah bagian gosong dari makanan yang dibakar, medan listrik dari kabel listrik atau gadget, serta zat-zat karsinogenik seperti polusi udara, pestisida, dan zat pelarut.

Yang cukup mengkhawatirkan, lanjut Denis, sangat sulit bagi masyarakat, khususnya anak-anak untuk menghindari ketiga faktor tersebut. Kondisi ini juga lebih diperparah dengan adanya faktor lain yang juga mendorong kasus kanker pada anak seperti pola diet yang dijalani ibu saat mengandung serta pola kerja shift yang dilakukan ibu selama mengandung.

"Yang mengkhawatirkan adalah sangat sulit untung menghindari hal-hal ini. Bagaimana anda dapat menghindari polusi udara?" kata Denis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement