Rabu 10 Aug 2016 18:18 WIB

Rio Haryanto Terdepak, Ini Komentar Manajernya

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Citra Listya Rini
Rio Haryanto
Foto: EPA
Rio Haryanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Rio Haryanto, Piers Hunnisett menilai, keputusan Manor Racing 'mendepak' pebalap Formula One (F1) asal Indonesia itu sebagai konsekuensi umum. Kata dia, ada tanggung jawab mutlak dari menejemen yang memang tak sanggup dipenuhi agar Rio bisa tampil satu musim penuh tahun ini.

"Hari yang menyedihkan (bagi Rio dan masyarakat Indonesia). Tapi kami belum mampu menunaikan kontrak yang kami sepakati," ujar Hunnisett lewat pesan singkatnya kepada Republika, Rabu (10/8). Menurut dia, persoalan dana, memang menjadi sebab disingkirkannya Rio oleh Manor Racing ke posisi pembalap cadangan.

Persoalan dana tersebut menurut Hunniset memang satu kondisi umum di ajang balapan internasional. Akan tetapi, dalam kasus Rio, kegagalan menuntaskan kontrak yang sudah disepakati bersama merupakan pukulan telak. "Ini (gambaran) yang tidak baik untuk citra (Indonesia) dan Asia Tenggara," ujar dia.

Tak bisa dipungkiri, tersingkirnya Rio ke posisi cadangan terkait persoalan pendanaan. Rio masih belum bisa menuntaskan sisa pembayaran pendanaan balapan yang harus di setor ke Manor Racing. Rio diharuskan membayar dana balapan sebesar 15 juta euro atau sekitar Rp 250 miliar untuk satu musim penuh.

Akan tetapi, sampai dengan seri balapan ke-12 di Sirkuit Hockenheim, Jerman, akhir Juli lali, Rio baru menyetor sebesar 8 juta euro. Sisa 'tunggakan' pendanaan untuknya itu, memang mengancam Rio tak lagi bisa tampil di F1.

Beberapa alternatif bantuan dana juga belum mampu membantu. Bahkan, pemerintah lewat Kemenpora pun membatalkan rencana bantuan senilai Rp 100 miliar agar Rio bisa tampil penuh musim ini.

Juru Bicara Kemenpora, Gatot Dewa Broto, pernah menerangkan, Kemenpora sudah putar otak agar bantuan untuk Rio, diselipkan dalam APBN 2016. Akan tetapi, penolakan Komisi X DPR membuat rencana itu gagal.

Komisi X dan Kemenpora, pun setuju meminta bantuan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) agar membantu. Akan tetapi, Kemenpar cuma mampu mengeluarkan bantuan senilai Rp 5 miliar.

Di internal Kemenpora sendiri, usaha patungan antar karyawan dan program kerjasama dengan swasta, hanya mampu menghasilkan bantuan tak lebih dari Rp 300 juta. Dari jumlah tersebut, tentu tak mampu membayar sisa pendanaan untuk Rio.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement