‎DPR: Kerusuhan Tanjung Balai Seharusnya tak Perlu Terjadi

Senin , 01 Aug 2016, 20:42 WIB
Suasana Vihara Tri Ratna pascakerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatra Utara, Sabtu (30/7).
Foto: Antara/Anton
Suasana Vihara Tri Ratna pascakerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatra Utara, Sabtu (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi I DPR menilai seharusnya kerusuhan di Tanjung Balai, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu tidak perlu terjadi. Sebab selama ini dunia internasional memandang Indonesia sebagai negara yang toleransi kehidupan beragamanya baik.

"Indonesia satu negara yang toleransi antaragamanya menjadi contoh negara lain sehingga ini perlu dijaga, (kerusuhan Tanjung Balai) tak perlu terjadi," ujar anggota Komisi I Syarif Hidayat di Kompleks Parlemen, Senin (1/8).

Politikus Partai Demokrat tersebut mengapresiasi kinerja pihak kepolisian terkait kerusuhan yang menyebabkan pengrusakan pada vihara dan klenteng itu. "Sikap dan respons dari kepolisian begitu cepat," katanya.

Dia berharap kasus ini dapat segera dituntaskan sehingga ke depannya tidak terjadi lagi kasus serupa.  Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan berbau sara terjadi di Tanjung Balai.

Kejadian yang terjadi Jumat (29/7) itu diduga bermula dari adanya keberatan atas volume azan yang dikumandangkan di salah satu masjid. Tanpa diduga, informasi itu cepat menyebar dan berujung pada kerusuhan berbau sara. Perisitiwa itu menyebabkan sembilan rumah ibadah milik umat Budha rusak.