Senin 01 Aug 2016 04:15 WIB
Metal Versus Orde Baru

Metal Versus Orde Baru

Soeharto (kiri) dan Metallica (kanan)
Foto: Istimewa
Soeharto (kiri) dan Metallica (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID,  Pengantar dari Redaksi

Konser grup band heavy metal asal Amerika Serikat, Metallica pada 10 dan 11 April 1993 meninggalkan sejumlah catatan peristiwa. Peristiwa yang paling disorot adalah kerusuhan yang pecah pada hari pertama konser. 

Akibat kerusuhan itu, Orde Baru bereaksi. Sejumlah kebijakan hingga aturan hukum represif jadi jawaban Orde Baru usai grup asal Kota Los Angeles itu mentas di Jakarta. 

Apa yang terjadi di balik rusuh konser Metallica ini menyeret sejumlah faktor. Mulai dari faktor semangat perlawanan pemuda kala itu, faktor budaya, maupun ekonomi. 

Orde Baru merasa terancam dengan aksi rusuh di Lebak Bulus. Ancaman itu terbukti dengan jatuhnya korban jiwa dan materil di luar lokasi konser. Salah satu korban tak lain adalah seorang menteri utama di rezim Soeharto. 

Siapakah menteri yang jadi korban itu? Jawabannya akan terkuak dalam bahasan di kolom Suluh pada kanal Selarung edisi 'Metal Versus Orde Baru'.

Pada edisi ini pula, promotor konser, Setiawan Djody, akan buka-bukaan mengenai latar belakang dan sisi politis di balik konser Metallica pada 1993.

Republika.co.id akan juga akan mengajak pembaca mengulangi detik-detik konser Metallica di Lebak Bulus pada 1993. Inilah salah satu pegelaran musik yang telah mengubah peta sejarah Republik Indonesia. Usai konser dua hari itu, situasi Indonesia tak pernah lagi sama seperti sebelumnya. 

Situasi itu akan dibedah lewat tulisan berseri di kanal ini. Selamat membaca....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement