Senin , 25 Jul 2016, 16:55 WIB

Tahun Depan, Pariwisata Indonesia Ditargetkan Kalahkan Malaysia

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Antara/Rosa Panggabean
The scenery of Raja Ampat in West Papua, Indonesia (illustration)
The scenery of Raja Ampat in West Papua, Indonesia (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pariwisata Arief Yahya memproyeksikan tahun depan Indonesia bisa mengalahkan pariwisata Malaysia. Saat ini, kata dia, branding Wonderful Indonesia melesat jauh ke ranking 43, sedangkan Truly Asia Malaysia ada di ranking 96.

Dari sisi pertumbuhan pariwisatanya, Indonesia naik 10 persen. Sedangkan pertumbuhan Malaysia minus 15 persen. Sedangkan dari jumlah wisatawan mancanegara dan devisa, Indonesia masih kalah.

“Devisa kita 10 miliar dolar Amerika, dia (Malaysia) 20 miliar dolar Amerika. Wisman kita di angka 10 juta, sedangkan Malaysia 25 juta,” katanya di sela-sela Rakernas dan Munas I Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) 2016, Senin (25/7).

Untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara, kata dia, Kementerian Pariwisata telah menyiapkan promosi lebih besar. Tahun depan, pihaknya mengajukan anggaran mencapai Rp 4 triliun. Jika anggaran tersebut disetujui, maka lebih dari separuhnya akan digunakan untuk promosi internasional.

“Kareana impact wisman ada tiga, sedangkan wisatawan lokal ada 2," katanya.

Wisman, kata dia, berpangaruh pada devisa, PDB, dan tenaga kerja. Kalau wisatawan lokal, hanya PDB dan tenaga kerja. Dikatakan Arief, dengan anggaran Rp4 triliun, anggaran untuk destinasi akan diturunkan. Fokusnya, akan ke 10 destinasi prioritas. Di antaranya, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Mandalika, Bromo Tengger Semeru, Borobudur, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.

Arief menilai untuk bermain di kelas dunia, tentu harus menggunakan standar dunia. Dari hasil survei, Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan, di antaranya infrastruktur dan kebersihan. Bangsa ini, konon mayoritas masyarakatnya beranggapan kebersihan sebagian dari iman tapi keyataannya tidak begitu.

"Bukan kata saya itu tapi kata yang meranking kebersihan kita,” katanya.

Selain itu, kata dia, untuk menggenjot pertumbuhan pariwisata dari luar negeri, Indonesia akan membuka rute penerbangan baru. Di antaranya dari Cina, India, dan Timur Tengah sebagai pintu masuk dari Eropa.