Senin 25 Jul 2016 08:03 WIB

Hati-hati! Tinta Tato Bisa Tingkatkan Risiko Kanker

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Andi Nur Aminah
Anggota Yakuza Jepang dikenal karena tato mereka yang luas di tubuh. Ilustrasi
Anggota Yakuza Jepang dikenal karena tato mereka yang luas di tubuh. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan Kimia Eropa (ECHA) memeringatkan bahwa tinta yang digunakan untuk tato berpotensi beracun. Hasil penelitian menunjukkan tinta tato dapat meningkatkan risiko kanker lebih besar pada tubuh seseorang.

Berdasarkan laporan penelitian seperti dikutip dari Mirror, belum lama ini, tinta tato dapat menyebabkan masalah kulit, reaksi alergi, gatal-gatal yang menyakitkan yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Reaksi tersebut kemudian diikuti dengan peningkatan risiko kanker.

ECHA juga menyebutkan warna tato yang paling berbahaya yaitu warna merah. Warna tinta merah untuk tato disebutkan paling berbahaya dibandingkan biru, hijau dan hitam. “Kekhawatiran yang paling parah adalah alergi yang disebabkan oleh zat dalam tinta yang berasal dari karsinogenik, mutagenik atau reproduksi efek toksik," tulis laporan ECHA.

Sementara itu, salah satu pemilik lima jasa tato di Kent, dan juga Presiden Tattoo and Piercing Union di Inggris, Rick Steven menyambut baik hasil temuan tersebut. Menurut dia saat ini terdapat lonjakan penjualan tinta tato murah dari Cina dengan kualitas yang diragukan.

Sebuah studi dari Komisi Pusat Penelitian Eropa menemukan regulasi untuk penggunaan tato di Inggris yang paling longgar di Eropa. Pentato di Inggris tidak diwajibkan menggunakan sarung tangan. Padahal beberapa kliennya sering berdarah. Mereka juga diperbolehkan menggunakan kembali jarum yang sudah pernah digunakan untuk klien yang lain. Hal ini tentu meningkatkan risiko dari infeksi silang.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement