Senin 25 Jul 2016 07:01 WIB

Peneliti Ungkap Kebiasaan Buruk Ini Ternyata Baik untuk Anak

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Anak menghisap ibu jari.
Foto: flickr
Anak menghisap ibu jari.

REPUBLIKA.CO.ID, Apakah anak Anda memiliki "kebiasaan buruk" suka menghisap ibu jari dan menggigit kuku? Tidak perlu khawatir. Menurut sebuah penelitian, kebiasaan-kebiasaan tersebut bisa mengurangi kepekaan terhadap alergi pada anak dalam jangka panjang.

Temuan penelitian mengemukakan, anak-anak yang suka mengisap kedua ibu jari atau suka menggigit kuku menunjukan kepekaan yang kecil terhadap alergi yang disebabkan oleh tungau debu, rumput, kucing, anjing, kuda, atau jamur udara.

"Temuan kami konsisten dengan teori kebersihan. Paparan awal kotoran atau kuman dapat mengurangi risiko mengembangkan alergi," ujar Profesor dari Universitas McMaster di Ontario, Kanada, Malcolm Sears, seperti dilansir Indian Express.

Meskipun ia tidak menyarankan anak-anak memiliki kebiasaan-kebiasaan tersebut, namun setidaknya ada sisi positif dari hal itu.

Dalam studi, para peneliti menguji gagasan bahwa kebiasaan yang umum dilakukan anak tersebut akan meningkatkan paparan mikroba. Hal ini akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan mengurangi reaksi alergi, serta mengurangi reaksi atopik sensitisasi atau kecenderungan menjadi hyperallergi.

Penelitian ini mengukur kebiasaan mengisap ibu jari dan menggigit kuku yang dilakukan lebih dari 1.000 anak-anak Selandia Baru pada usia 5, 7, 9 dan 11 tahun. Atopik sensitisasi diukur dengan tes kulit pada usia 13 dan 32 tahun.

Para peneliti menemukan 31 persen anak-anak sering mengisap ibu jari dan menggigit kuku. Dari seluruhnya, hanya ada 31 persen anak yang memiliki alergi.

Tren ini berlanjut ketika anak tumbuh dewasa dan tidak terpengaruh hal-hal yang bisa menyebabkan alergi seperti rokok, kepemilikan kucing atau anjing, dan paparan tungau debu di rumah.

Hanya saja penelitian ini belum menemukan apakah kebiasaan sering mengisap ibu jari dan menggigit kuku juga berhubungan dengan penyakit asma dan demam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement