Senin , 18 Jul 2016, 11:20 WIB

Mentan Sebut Impor Jeroan untuk Kepentingan Rakyat

Red: Dwi Murdaningsih
kementan
Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta masyarakat bisa memaklumi berbagai perubahan kebijakan yang dilakukannya, seperti keputusan untuk mengizinkan impor jeroan. Mentan menegaskan regulasi untuk kepentingan rakyat bukan individu dan bukan pula untuk golongan.

"Kenapa kebijakan bisa berubah? Ada kepentingan apa? Jawabannya adalah bahwa negara harus memikirkan kepentingan rakyatnya. Pemerintah membuat semua regulasi tentunya untuk kepentingan rakyat bukan kepentingan seorang menteri atau kepentingan golongan. Pemerintah itu pelayan masyarakat, jangankan Permentan bahkan UUD pun diamandemen untuk kepentingan rakyat," kata Amran.

Dia mengatakan harga jeroan sapi di luar negeri hanya 1 dolar AS atau Rp 13.000 per kg. Sementara, harga jeron sapi di Indonesia sangat tinggi. Menurutnya, pemerintah harus membuka peluang impor jeroan sapi untuk melakukan stabilisasi harga agar terjangkau konsumen terutama di Jabotabek dan daerah yang harga jeroan melonjak tinggi.

"Harga jeroan sapi sudah menyentuh Rp 90 ribu per kg padahal harganya di luar negeri cuma satu dolar AS atau 13 ribuan per kg, itu berarti naik 500 persen, itulah yang melatarbelakangi pemerintah melalui Kementan untuk merevisi Permentan, dengan mencari solusi melalui regulasi agar opsi pemenuhan kebutuhan protein rakyat dapat terpenuhi dengan harga terjangkau," katanya.

Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla menempuh langkah naiknya harga jeroan melalui perubahan regulasi dengan menyusun aturan yang dapat menekan lonjakan harga dengan merevisi Permentan No 58/2015 yang melarang impor jeroan sapi.

Amran mengatakan harga jeroan sapi idealnya maksimal Rp 30 ribuan per kg. Sementara saat ini di kisaran Rp 90 ribu per kg yang tentunya sangat membebani konsumen khususnya rakyat kecil. Impor, kata Amran dilakukan karena pemerintah berupaya menstabilkan harga daging sapi yang melambung hingga Rp 120 ribu per kg dengan membuka impor daging sapi beku dari Australia sehingga konsumen dapat membeli daging sapi dengan harga di bawah Rp 80 ribu.

"Kalau harga turun 30 persen sampai 50 persen tentu rakyat senang, regulasi direvisi untuk kepentingan rakyat," kata Mentan.

Dia tidak menampik upaya sejumlah pihak mengkritisi pemerintah, yang melempar isu tentang penyakit hewan dan lemak jeroan sapi yang dapat memicu kanker lantaran dampak dari pakan ternak yang dikenal sebagai Betagonis, namun hal itu tidak menyurutkan langkah pemerintah mengingat kemajuan teknologi khususnya di bidang veterinary (kesehatan hewan).

"Saya tegaskan sapi potong dan sapi bakalan sumbernya sama dari Australia dan sebelum masuk Indonesia diperiksa dulu kesehatan ternak yang diimpor. Artinya gugur ini penyakit. Jangankan hormon atau penyakit dari luar negeri, dulu disebut ada yang memicu kanker kemudian kami lihat langsung melalui sidak dan kritik tersebut pun gugur," kata Mentan.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan