Ahad 10 Jul 2016 23:04 WIB

Analisis Taktik: Dilema Didier Deschamps

Didier Deschamps
Foto: Reuters/Jean-Paul Pelissier
Didier Deschamps

REPUBLIKA.CO.ID, Selain Berti Vogts (Jerman), Didier Deschamps akan menjadi pemain dan pelatih yang sukses menjuarai Piala Eropa jika Prancis berhasil mengalahkan Portugal di Stade de France, malam ini. Jelang laga final, seperti dilansir Eurosport, Ahad (10/7), Deschamps masih dihadapkan oleh dilema terkait taktik yang harus dipilihnya untuk partai final.   

Seperti diketahui, dalam putaran final Piala Eropa 2016, Deschamps memiliki dua formasi andalan, yakni 4-2-3-1 dan 4-3-3. Formasi pertama terbilang dominan di fase knockout dan membuat Antoine Griezmann bermain gemilang namun mengakibatkan terbatasnya ruang gerak bintang lain, Paul Pogba. Adapun 4-3-3 memberikan keleluasaan jelajah Pogba di lini tengah tapi sebaliknya membuat Griezmann hanya berperan di sayap kanan lini serang Les Bleus. 

Penampilan luar biasa Griezmann terbukti hasil dari keyakinan Deschamps untuk menempatkan striker Atletico Madrid itu bermain di tengah tepat di belakang Olivier Giroud. Namun, meski Griezmann mencetak dua gol ke gawang Jerman di semifinal, dua gelandang bertahan Pogba dan Blasé Matuidi (formasi 4-2-3-1) menjadi terkuras staminanya hanya untuk bertahan. Saat N’Golo Kante masuk dan formasi berubah menjadi 4-3-3, 60 detik kemudian Pogba malah langsung mengkreasi gol kedua Prancis. 

Berhadapan dengan lawan yang memiliki dua striker andal, Cristiano Ronaldo dan Nani yang didukung oleh gelandang muda energik, Renato Sanches, dapat dipastikan Deschamps membutuhkan tenaga Kante di lini tengah Prancis. Tapi apakah itu artinya dia akan mengorbankan peran cemerlang Griezmann di sektor tengah lini serang? Jawabannya adalah bagaimana Deschamps melakukan perubahan formasi pada saat yang tepat.

Jika lini tengah menjadi dilema, barisan belakang skuat Les Bleus adalah salah satu yang terbaik di turnamen ini. Kapten Hugo Lloris telah membuat beberapa kali penyelamatan kelas dunia. Laurent Koscielny tampil konsisten dan pemain pengganti Samuel Umtiti yang melakukan debut internasional di perempat final kontra Islandia, juga bermain sangat apik dan disiplin. Kecuali Ronaldo akan tampil sangat luar biasa, Deschamps bisa tenang dengan kualitas bek-beknya. 

Sehari jelang laga final, kepada pers Deschamps mengakui kualitas Portugal saat ini. Menurutnya, sama seperti Prancis, Portugal dicibir sejak babak penyisihan grup namun dengan fleksibilitas taktik mampu melaju hingga final.  “Portugal memiliki kualitas tinggi dan itu bukan suatu kecelakaan,” kata Deschamps, Sabtu (9/7).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement