Kamis 07 Jul 2016 19:19 WIB

Legenda Si Manis Jembatan Ancol

Warga menikmati pemandangan matahari tenggelam saat menunggu berbuka puasa (ngabuburit) di Pantai Festival, Ancol, Jakarta, Kamis (30/6).  (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga menikmati pemandangan matahari tenggelam saat menunggu berbuka puasa (ngabuburit) di Pantai Festival, Ancol, Jakarta, Kamis (30/6). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Selama Idul Fitri banyak warga yang mendatangi tempat rekreasi. Salah satu yang banyak diserbu adalah Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) di Jakarta Utara. Seperti tahun-tahun lalu, pengunjung sampai membludak selama sebulan setelah Lebaran. Bisa mencapai jutaan orang.

Hal demikian juga terjadi di tempo doeloe. Sampai 1960-an selama Lebaran warga ramai-ramai rekreasi ke Zandvoort, yang oleh lidah Betawi disebut ‘sampur’. Jaraknya sekitar tiga km dari Ancol, dan hanya satu km dari stasion Kereta Api Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ancol, yang kini tempat rekreasi paling banyak menyedot pengunjung, kala itu masih hutan belukar dan sarang monyet. Hingga kendaraan yang lewat harus perlahan-lahan dan ekstra hati-hati, karena monyet-monyet sering berhamburan keluar.

Banyak yang percaya para monyet itu memiliki seorang pemimpin yang dijuluki ‘si kondor’. Tentu saja kini tidak satu pun monyet yang tersisa. Bahkan, semak belukar sudah jadi hutan beton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement