Kamis 07 Jul 2016 16:58 WIB

Hepatitis Lebih Membunuh dari AIDS

Rep: Gita Amanda/ Red: Andi Nur Aminah
Penderita hepatitis akut yang telah mencapai fase sirosis dan kanker hati (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Penderita hepatitis akut yang telah mencapai fase sirosis dan kanker hati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Data terbaru dari 183 negara menyatakan, kematian terkait penyakit hepatitis melebihi kematian yang disebabkan oleh AIDS, tuberkulosis dan malaria. Kematian akibat infeksi, penyakit hati dan kanker karena virus hepatitis dilaporkan meningkat 63 persen.

Dilansir Aljazirah, Kamis (7/7), berdasarkan jurnal medis The Lancet sebagai perbandingan pada 2013 ada 1,3 juta kematian akibat AIDS, lalu 1,4 juta akibat TBC dan 855 akibat malaria. "Padahal kematian akibat berbagai penyakit menular seperti TB dan malaria telah menurut sejak 1990. Kematian akibat virus hepatitis justru meningkat," kata pemimpin studi Graham Cooke dari Departemen Kedokteran Imperial College London.

Hepatitis adalah peradangan hati, paling sering disebabkan oleh virus. Tapi kadang-kadang karena penyalahgunaan obat atau alkohol, infeksi lain, atau penyakit autoimun.

Ada lima jenis hepatitis utama, yang dikenal sebagai hepatitis A, B, C, D dan E. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jenis A dan E biasanya ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Sementara B, C dan D biasanya terjadi dari kontak dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi.

Diperkirakan 95 persen orang tidak menyadari infeksi mereka. Padahal mengobati hepatitis B dan C dapat mencegah perkembangan penyakit hati kronis.

Para peneliti mengatakan 96 persen kematian hepatitis yang dihitung dalam review disebabkan oleh jenis B dan C. Kebanyakan kematian akibat hepatitis terjadi di timur dan selatan Asia. "Kami memiliki alat untuk mengobati penyakit ini. Kami memiliki vaksin untuk hepatitis A dan B dan kami memiliki pengobatan baru untuk C," kata Cooke.

Tapi menurutnya harga pengobatan baru di luar kemampuan negara manapun. Review menyimpulkan seruan untuk perubahan struktur pendanaan yang memungkinkan respons efektif bagi negara berpengasilan sedang maupun rendah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement