Sabtu 02 Jul 2016 10:59 WIB

Ini Bahayanya Wanita Hamil Konsumsi Parasetamol

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Parasetamol
Foto: wikipedia
Parasetamol

REPUBLIKA.CO.ID, Penggunaan obat analgesik parasetamol oleh wanita di masa kehamilan ternyata dapat membawa dampak buruk bagi bayi dalam kandungan. Tim peneliti asal Spanyol menemukan bahwa konsumsi parasetamol oleh wanita hamil berhubungan dengan meningkatnya risiko autisme dan hiperaktif pada anak yang dilahirkan.

Dalam penelitian tersebut, tim peneliti melakukan analisa terhadap 2.644 pasang ibu dan anak yang baru berusia satu tahun. Di antara anak-anak tersebut, didapati bahwa 43 persen anak di antaranya sempat terpapar parasetamol saat dalam kandungan.

Hasil penelitian kemudian menunjukkan bahwa anak-anak yang sempat terpapar parasetamol selama dalam kandungan memiliki kemungkinan tumbuh besar dengan gejala hiperaktif dan impulsif. Tim peneliti mengungkapkan risiko hiperaktif pada anak yang terpapar parasetamol selama dalam kandungan mencapai 41 persen.

Di samping itu tim peneliti juga menemukan adanya tanda-tanda klinis autisme yang ditemukan pada anak-anak yang terpapar parasetamol saat dalam kandungan. Akan tetapi, tanda-tanda klinis tersebut lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan yang terpapar parasetamol saat dalam kandungan.

Salah satu peneliti dari Center for Research in Environemtal Epidemiology di Barcelona, Jordi Julvez, mengatakan parasetamol dapat membahayakan proses perkembangan saraf atau neurodevelopment untuk beberapa alasan. Pertama, lanjut Julvez, parasetamol meredakan nyeri dengan cara 'bekerja' pada reseptor cannabinoid di otak.

Julvez mengatakan salah satu peran dari reseptor cannabinoid pada otak ialah membantu menentukan bagaimana saraf matang dan terhubung antara satu sama lain. Paparan parasetamol pada reseptor ini dapat mengubah proses-proses penting dalam perkembangan saraf ini.

"(Kedua) Parasetamol juga dapat memengaruhi perkembangan sistem kekebalan tubuh, atau langsung meracuni beberapa janin yang mungkin tidak memiliki kapasitas yang sama dengan orang dewasa dalam hal memetabolisme obat terebut, atau pun menimbulkan stress oksidatif," jelas Juvlez seperti dilansir Daily Mail.

Terkait penelitian tersebut, Profesor Alan Cameron dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologists mengatakan penelitian ini perlu ditanggapi dengan hati-hati. Pasalnya, hasil penelitian yang dilakukan tim peneliti Spanyol tersebut tak menunjukkan hubungan langsung antara penggunaan parasetamol dan masalah perkembangan saraf. "Penelitian lanjutan harus dilakukan dengan memperhitungkan dosis obat serta faktor penyebab lain yang memungkinkan," saran Cameron.

Cameron juga menjelaskan bahwa parasetamol merupakan obat medis yang paling umum digunakan untuk menurunkan panas dan meredakan nyeri. Menurut Cameron, parasetamol aman dan biasa digunakan dalam masa kehamilan jika dibutuhkan.

Oleh karena itu, dia meminta wanita hamil untuk tidak ragu mengonsumsi parasetamol jika kondisi kesehatan wanita tersebut mengharuskan mereka mengonsumsi obat analgesik. Akan tetapi, Cameron juga menyarankan agar parasetamol yang dikonsumsi wanita hamil sebisa mungkin berdosis paling rendah dan dikonsumsi dalam waktu sesingkat mungkin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement