Sektor Furnitur Turun 20 Persen

Kamis , 23 Jun 2016, 22:06 WIB
Pengunjung melihat salah satu produk furnitur saat pameran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat salah satu produk furnitur saat pameran "Exclusive Furniture Show 2015" di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SENTUL -- Ketua DPR RI Ade Komarudin meninjau dampak perlambatan ekonomi dunia terhadap sektor properti pada perusahaan Cahaya Buana di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar).

CEO Cahaya Buana, Simarba Atong mengungkapkan, perusahaannya yang bergerak di bidang furnitur itu, terdampak karena adanya perlambatan ekonomi dunia dalam satu tahun belakangan.

"Sekitar 20 persen dampak penurunan," kata pria yang akrab disapa Atong, Kamis (23/6).

Penurunan tersebut, ia menceritakan, karena adanya pengurangan daya beli masyarakat pada sektor properti. Ia menuturkan, untuk mengatasi persoalan tersebut, perusahaan

Untuk menyesuaikan dengan kondisi, dilakukan beberapa penyesuaian. Ia menegaskan bahwa pengurangan jam kerja karyawan.

"Kita berusaha untuk penurunan jam kerja, pengurangan sekitar 10 persen," ujar dia.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPR RI, Ade Komarudin berujar, perancangan UU Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak salah satunya didasari perlambatan ekonomi dunia. Ia menyebut, tidak hanya Indonesia yang terdampak perlambatan ekonomi dunia, ada Eropa, Cina dan Jepang.

"Kalau tak dilakukan sesuatu dikhawatirkan makin parah. Salah satu jalan yang ditempuh pengampunan pajak, (kalau tidak) pada September nanti defisitnya semakin membengkak," tutur Ade.

Pria yang akrab disapa Akom itu menuturkan, pemerintah berupaya mengatasi dampak perlambatan ekonomi salah satunya dengan menerbitkan UU Pengampunan Pajak.

"Yang sudah lama tak bayar pajak, kita ampuni. Tapi kemudian bayar pajak da  pengusaha berinvestasi," tutur Akom.