Kamis 23 Jun 2016 19:48 WIB

Ukraina dan Republik Ceska Angkat Koper

Pemain Turki Burak Yilmaz (tengah) merayakan gol bersama teman-temannya usai mencetak gol ke gawang Republik Ceska pada laga Grup D di Stade Bollaert-Delelis in Lens Agglomeration, France, 21 June 2016.
Foto: EPA/SHAWN THEW
Pemain Turki Burak Yilmaz (tengah) merayakan gol bersama teman-temannya usai mencetak gol ke gawang Republik Ceska pada laga Grup D di Stade Bollaert-Delelis in Lens Agglomeration, France, 21 June 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, LENS -- Setelah Rumania dan Rusia dipastikan menjadi dua tim pertama yang pulang dari pagelaran Piala Eropa 2016 Prancis, pada Rabu (22/6) dini hari WIB giliran Ukraina dan Republik Ceska yang dipastikan angkat kopor. Keduanya dipastikan gagal lolos ke babak 16 besar setelah kalah pada laga ketiga kemarin.

Ukraina harus tersingkir setelah kalah 0-1 pada laga terakhirnya melawan Polandia di Grup C. Kekalahan tersebut membuat mereka menjadi tim terburuk pada Piala Eropa tahun ini dengan raihan tanpa poin dalam tiga pertandingan. Bahkan, Ukraina juga menjadi satu-satunya tim yang gagal mencetak satu gol pun.

Pada laga pertamanya melawan Jerman, tim berjuluk Yellow-Blue itu sebenarnya tampil lumayan dan sempat mempersulit juara bertahan Piala Dunia, Jerman. Meskipun kalah 0-2, Anatoliy Tymoschuk dan kawan-kawan memperoleh pujian karena mampu beberapa kali mengancam gawang Manuel Neuer.

Namun pada laga kedua, mereka malah kalah dari tim debutan Irlandia Utara dengan skor 0-2. Puncaknya, pada laga melawan Polandia mereka kembali takluk lewat gol semata wayang Jakub Blaszczykowski.

Pelatih Ukraina, Mikhail Fomenko, beranggapan penyebab kegagalan timnya pada gelaran kali ini adalah moral di dalam tubuh tim yang kurang kondusif. Hal itu salah satunya disebabkan oleh perseteruan antara dua tim Ukraina, Dynamo Kiev dan Shakhtar Donetsk. Kekacauan yang terjadi Mei lalu itu turut mempengaruhi sejumlah pemain dua klub itu yang berada di dalam tim Ukraina.

"Saat kami memainkan dua laga melawan Cyprus dan Wales (bulan Maret) kami melihat situasinya sudah sangat tidak bagus. Kemudian di Liga Ukraina terjadi insiden antara Dynamo Kiev dan Shakhtar Donetsk, yang mana tak menolong tim ini bersatu. Apapun yang kami lakukan, kami tidak bisa menyingkirkan masalah itu," tutur Famenko dilansir Soccerway, Rabu (22/6).

Meskipun demikian, Fomenko mengaku puas melihat performa timnya melawan Polandia, dimana lebih banyak peluang diciptakan timnya ketimbang saat meladeni Irlandia Utara. "Satu-satunya harapan saya adalah kami belajar dari pengalaman di sini untuk digunakan pada turnamen-turnamen selanjutnya," kata Fomenko

Menurut gelandang senior Ukraina, Ruslan Rotan, timnya harus mengubah mental bermainnya jika ingin sukses pada turnamen-turnamen selanjutnya. Menurut pemain berusia 34 tahun itu, timnya tak memiliki mental untuk memetik kemenangan.

"Alasan terbesar dari kegagalan ini adalah fakta bahwa kami harus bekerja lebih baik di level psikologis. Barangkali kami tak memiliki mentalitas (untuk meraih kemenangan)," ujar gelandang Dnipro itu.

"Kita bisa berbicara tentang atmosfer di dalam tim, akan tetapi menurut saya hal itu sudah sangat bagus. Kami memiliki kekompakan dan memiliki kebersamaan," ujarnya.

Menurut Rotan, Ukraina akan belajar dari kegagalan di Piala Eropa 2016 ini dan melangkah dengan kepercayaan diri di masa depan. "Ini adalah sebuah pengalaman yang bagus. Kami memiliki sejumlah pemain muda, dan di masa depan Anda akan melihat Ukraina yang lebih kuat," tuturnya.

Sementara itu, Republik Ceska juga harus pulang ke negaranya setelah pada laga terakhirnya takluk 0-2 dari Turki. Padahal pada laga sebelumnya, Petr Cech dan kawan-kawan sempat menahan imbang Kroasia 2-2 dan memiliki peluang untuk meraih tiket langsung ke 16 besar seandainya memetik kemenangan atas Turki. Kekalahan itu membuat Ceska terpaku di posisi juru kunci Grup D dengan poin 1.

Menanggapi tersingkirnya Ceska, pelatih Pavel Vrba mengaku kecewa dengan performa timnya melawan Turki. "Tentu saja tujuan kami adalah lolos (ke 16 besar), sayangnya kami gagal melakukannya, jadi saya tidak akan mengatakan penampilan kami bagus," tutur Vrba.

Laga melawan Turki kemarin tampaknya menjadi laga perpisahan bagi sejumlah pemain senior seperti Cech, Jaroslav Plasil, dan Tomas Rosicky. Namun Vrba menegaskan ia tak akan mundur dari jabatan pelatih tim nasional.

"Saya memiliki kontrak namun saya tak tahu apa-apa (jika akan dipecat). Plasil mengatakan ia ingin berhenti. Namun saya tidak tahu (pemain-pemain senior) yang lainnya," ujar Vrba.

Menurut Vrba, tiga laga di Piala Eropa tahun ini menunjukkan kepada para pemain bahwa sebuah turnamen internasional berbeda dengan pertandingan-pertandingan di Liga Ceska. This has been a great lesson to all our young players.

"Saya kira bagi kami turnamen ini bisa menjadi sebuah pelajaran yang hebat. Kami akan belajar dari ini dan berharap bisa menggunakan pengalaman di sini saat kualifikasi Piala Dunia nanti," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement