Rabu 22 Jun 2016 16:19 WIB
Hari Jadi Jakarta

Semakin Tua Jakarta Makin tak Ramah untuk Warganya

Ondel-ondel, ikon budaya Kota Jakarta
Foto:

Keramahan warga Jakarta juga mendapat pujian dari Louis Fischer, wartawan dan penulis terkemuka AS ketika berkunjung akhir 1950-an selama sebulan. Dalam A Story of Indonesia ia menulis, ”Saya melihat lebih banyak orang Indonesia menampakkan giginya tersenyum selama sebulan, ketimbang setahun di Eropa dan Amerika Serikat.”

Tetapi, apa yang dikemukakan ketiga pengarang asing dalam bukunya itu saat ini sudah bertolak belakang. Tidak seperti tahun-tahun 1950-an dan 60-an, Jakarta yang kini berusia 489 tahun termasuk salah satu kota di dunia yang angka kriminalitasnya cukup tinggi.

Perampokan, begal, pemerkosaan, pembunuhan, penjambretan, dan berbagai kejahatan lainnya sudah menjadi berita sehari-hari di media massa. Premanisme berkeliaran di mana-mana. Sekalipun pelaku kejahatan ini sudah banyak yang ditembak mati dan dihakimi langsung oleh masyarakat, tetapi jumlah kejahatan tidak pernah berkurang. Malah makin bertambah.

Jakarta yang pada 1960 berpenduduk 2,6 juta jiwa, kini menjadi 14 juta (pagi hari), dan 11 juta (malam hari). Berarti ada 3 juta penduduk yang mobile dan bermukim di Bodetabek, tapi mencari nafkah sehari-hari di Jakarta.

Kita dapat saksikan dari berjubelnya penumpang KRL Jakarta-Bogor atau Jakarta-Bekasi tiap hari. Di Jakarta sendiri, mereka rela tinggal berdesakan dengan kondisi lingkungan yang makin rusak. Air tanah kian terancam pencemaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement