Pemerintah Diminta Bantu Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Selasa , 14 Jun 2016, 13:58 WIB
Petani membenamkan jerami sisa panen ke dalam lumpur untuk menyuburkan tanah, di Wanayasa, kabupaten Purwakarta, belum lama ini. Mumpung masih adanya hujan dan air yang mencukupi, para petani mempercepat tanam sebelum kemarau tiba. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Petani membenamkan jerami sisa panen ke dalam lumpur untuk menyuburkan tanah, di Wanayasa, kabupaten Purwakarta, belum lama ini. Mumpung masih adanya hujan dan air yang mencukupi, para petani mempercepat tanam sebelum kemarau tiba. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS Andi Akmal Pasluddin mendesak pemerintah menaikkan nilai tukar petani (NTP). Berdasar sumber data dari BPS, NTP pada Maret 2016 sebesar 101,32 atau turun 0,89 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.

"Penurunan NTP disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,22 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,68 persen," katanya, Selasa, (14/6).

 

Pada Maret 2016 juga terjadi inflasi pedesaan di Indonesia sebesar 0,95 persen disebabkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok konsumsi rumah tangga yang juga mengakibatkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Maret 2016 sebesar 109,33 atau turun 0,33 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

 

"Saya mengingatkan kepada pemerintah, bahwa upah petani ini sebagai landasan untuk memperbaiki citra bangsa Indonesia pada tingkat kesejahteraan dan keamann negara," kata Akmal.

 

Akmal berharap petani di negeri ini bisa sejahtera. Bukti yang dapat diukur adalah NTP yang baik. Kalau petani sejahtera maka negara memiliki tambahan imunitas terhadap masalah keamanan.