Selasa 14 Jun 2016 11:30 WIB

Kepala Kejaksaan: Suporter Rusia Telah Siap Lakukan Kerusuhan

Para suporter Inggris berupaya menyelamatkan diri dari serangan fan Rusia.
Foto: REUTERS/Eddie Keogh Livepic
Para suporter Inggris berupaya menyelamatkan diri dari serangan fan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MARSEILLE -- Para suporter tim Rusia telah bersiap untuk "tindakan dan penyerangan sangat keras" saat terlibat dalam kerusuhan di Marseille pada pembukaan kejuaraan sepak bola Piala Eropa 2016, demikian kata Kepala Kejaksaan Marseille Brice Robin, Senin waktu setempat atau Selasa.

Dalam kerusuhan selama tiga hari yang melibatkan para suporter Rusia, Inggris, dan Prancis di Pelabuhan Tua Marseille, seorang warga Inggris dalam kondisi kritis di rumah sakit akibat kerusuhan itu, sedangkan 35 orang dilaporkan mengalami luka-luka.

Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) mengatakan "jijik" dengan huru-hara di dalam maupun di luar stadion di Marseille dan telah mengancam untuk mengeluarkan tim Rusia dan tim Inggris dari kejuaraan sepak bola tertinggi antar-negara-negara Eropa itu jika tetap ada tindakan kekerasan.

"Ada 150 orang pendukung Rusia yang ternyata adalah berandalan. Orang-orang itu benar-benar telah siap untuk tindakan dan penyerangan yang sangat keras," kata Robin.

Aksi pertarungan antar-suporter itu dilengkapi dengan batang logam dan pelemparan botol-botol bir dalam kerusuhan di jalanan Marseille, sebagaimana terjadi juga di kota Nice, Lille, dan Paris. Peristiwa itu menjadi tantangan bagi federasi sepak bola Eropa untuk membasmi berandalan.

Di kota lain Mediterania yang tidak jauh dari Marseille, Kejaksaan Nice menyebut tindakan kekerasan di kota mereka melibatkan juga para suporter Irlandia Utara pada Sabtu (11/6) malam dipicu oleh sisa-sia pendukung tim Prancis yang dikenal dengan Nice Brigade, yang terhubung dengan kelompok lingkaran kanan.

Para pendukung tim Inggris mengklaim telah disergap oleh penyerang Rusia dalam satu insiden. Tapi, Kejaksaan Marseille memastikan para pendukung Inggris juga bertanggung jawab dalam beberapa kerusuhan di Marseille.

Pada Senin (13/6), sebuah pengadilan Marseille memulai proses pengadilan jalur cepat terhadap 10 orang yang ditahan polisi, enam orang Inggris, tiga warga Prancis, dan seorang Austria. Mereka didakwa telah melakukan tindakan kekerasan yang menggunakan senajata, terutama saat melawan aparat penegak hukum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement