REPUBLIKA.CO.ID, MARSEILLE -- Keputusan pelatih tim nasional Inggris, Roy Hodgson, mengganti Wayne Rooney dengan Jack Wilshere mendapat banyak pertanyaan dari para pendukung "The Three Lions".

Rooney sejatinya tampil impresif dalam membangun serangan dari lini tengah. Perannya yang sedikit turun ke belakang tak membuat dirinya "mati gaya", bahkan ia mampu mengantongi dua keypass, melakukan 67 sentuhan bola yang membuat irama permainan berjalan. Berbanding 20 persen dengan Danny Rose dan Eric Dier.

Akan tetapi, bintang Manchester United itu diganti dengan Jack Wilshere di menit ke-78 babak kedua.

Banyak yang menyanyangkan keputusan Hodgson menarik Rooney. Sebab, saat Wazza di tarik keluar, gawang Joe Hart kebobolan pada menit 92, membuat skor akhir imbang menjadi 1-1.

Menanggapi tekanan tersebut, Hodgson berlasan sang kapten ditarik lantaran kondisi fisik yang sudah menurun.

"Rooney tampil bagus namun ia letih. Kami menggantinya yang kelelahan ketika masih tersisa 15 menit dengan Jack Wilshere, itu tidak membawa perubahan besar karena kedua pemain sama-sama bisa membantu mengembangkan permainan," terangnya kepada Eurosport.

Pergantian lain adalah rotasi antara penyerang Raheem Sterling dengan James Milner yang diperkirakan dapat membantu meingkatkan permainan dalam hal bola-bola mati. Namun nyatanya tak banyak andil dalam mengamankan kemenangan.

Alhasil Hodgson dinilai ceroboh dalam melakukan rotasi pemain. Mengingat kesempatan yang diberikan kepada Wilshere untuk bermain melawan Rusia di Stade Veldrome, Ahad (12/6) adalah terapi kejutan bagi para fan "The Three Lions". Dalam musim ini Wilshere hanya bermain 141 menit bersama Arsenal (3 kali tampil dengan 1 kali masuk skuat utama).

Ironisnya sesama anggota Britania, Wales, yang baru pertama kali berlaga di putaran final Piala Eropa, justru bisa menang di laga lain Grup B. Gareth Bale dan kawan-kawan mampu menaklukan Slovakia dengan skor 2-1.

Ikuti Whatsapp Channel Republika