Rabu 25 May 2016 18:43 WIB

Siswa SD Al Azhar Pamerkan Inovasi Sains

Rep: Binti Sholikah/ Red: Achmad Syalaby
Pelajar Sekolah Dasar Islam (SDI) Al-Azhar Surabaya mementaskan fragmen perjuangan di Taman Makam Pahlawan jalan Kusuma Bangsa, Surabaya, Jawa Timur, Senin (9/11).
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Pelajar Sekolah Dasar Islam (SDI) Al-Azhar Surabaya mementaskan fragmen perjuangan di Taman Makam Pahlawan jalan Kusuma Bangsa, Surabaya, Jawa Timur, Senin (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- SD Al Azhar 11 Surabaya menggelar Festival Sains 2016 di Grand City Surabaya, Rabu (25/5). Kegiatan bertema Fenomena Alam tersebut dimeriahkan oleh penampipan siswa-siswi kelas IV dan V.

Selain menampilkan pentas musik dan tari, para siswa ini menyuguhkan drama tentang fenomena alam dan sejumlah eksperimen sains. Selain itu, mereka memamerkan karya-karya yang terbuat dari barang bekas.

Koordinator acara Festival Sains 2016, Nofi Tris Dian, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan perhelatan tahunan yang digelar SD Al Azhar 11 Surabaya yang bertujuan mengenalkan sains kepada anak-anak. "Kami mengenalkan kepada anak-anak sains itu ada di sekitar kita untuk kehidupan sehari-hari, jadi sains itu hal yang menyenangkan," ucapnya kepada wartawan di sela-sela acara.

Dengan mengenalkan hal tersebut, lanjutnya, sains tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang sulit, malah justru menyenangkan. Ia mencontohkan, para siswa diajarkan membuat hasil karya dari bahan daur ulang, membuat gantungan kunci dari resin / fiberglass, serta lava lamp atau lampu yang bisa menyala dalam gelap.

Karya dari bahan daur ulang yang dipamerkan antara lain, wadah pensil dari botol plastik, gelang dari botol plastik, dan bros dari botol plastik. Sebelumnya, para siswa ini secara berkelompok membuat karya dalam waktu dua pekan dengan pendampingan guru.

Selain itu, mereka  menampilkan eksperimen eskrim pot, musik ritmis, eksperimen stake it liquid, dan peragaan gerhana. "Ini kan temanya fenomena alam, para siswa ini dikenalkan dengan fenomena seperti puncak hujan meteor, gerhana bulan penumbra, dan gerhana matahari cincin," imbuhnya. 

Dalam peragaan musik ritmis, sebanyak empat siswa memainkan musik dengan botol kaca yang diisi air. Masing-masing botol diisi air dengan volume yang berbeda. Mereka memainkan lagu tradisional Gundul-Gundul Pacul. 

Salah satu siswa yang memainkan musik ritmis, Rasya (11), mengaku berlatih selama dua hari bersama tiga temannya, yakni Ryan, Farel, dan Davis. Dengan didampingi guru, mereka membuat eksperimen suara gelas kaca diisi air sesuai dengan tangga nada. Menurutnya, suara ditentukan seberapa banyak air di dalam gelas kaca. Semakin sedikit air, semakin tinggi nada, dan sebaliknya semakin banyak air semakin rendah nadanya.

"Alat musik tidak harus yang bagus-bagus, kita bisa bikin sendiri," ucap siswa kelas V ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement