Rabu 25 May 2016 17:20 WIB

Jatim Terus Galakkan Penanggulangan Kanker Serviks

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Deteksi dini kanker serviks sebaiknya dilakukan tiga tahun berturut-turut.
Foto: Prayogi/Republika
Deteksi dini kanker serviks sebaiknya dilakukan tiga tahun berturut-turut.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Provinsi Jawa Timur (Jatim) terus menggalakkan penanggulangan kanker leher rahim (serviks). Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Provinsi Jatim dan pemprov berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangan kanker serviks di Jatim.

Ketua YKI Cabang Provinsi Jatim Nina Soekarwo, menyatakan, Pemprov Jatim harus proaktif untuk menangani kanker serviks.  "Kami sudah beberapa kali melakukan pelatihan See and Treat dalam rangka sosialisasi sekaligus pemeriksaan tes IVA," kata Bude Karwo, sapaan akrabnya, saat membuka Workshop See and Treat bagi Tenaga Medis dan Kader 10 Kabupaten/Kota Jawa Timur di Surabaya, Rabu (25/5).

Ia menjelaskan, kanker serviks paling banyak terjadi pada perempuan menurut organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO). Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan faktor risiko utama kanker serviks. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV dan berisiko tinggi terkena kanker serviks. Setiap tahunnya ada ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan perempuan meninggal karena kanker serviks.

"Di Indonesia, setiap satu jam satu perempuan meninggal karena kanker serviks. Berdasarkan fakta mengerikan ini, banyak hal yang perlu dilakukan pencegahan untuk menanggulangi kanker serviks. Sehingga Jatim terus melakukan penanggulangan terhadap kanker serviks," jelas Bude Karwo.

Menurutnya, salah satu langkah proaktif YKI Jatim bersama Pemprov Jatim dengan melakukan pelatihan See and Treat bagi tenaga medis dan kader PKK di Jatim, pemeriksaan Inspeksi Visual Asam (IVA) Test sebagai pemeriksaan dini untuk kanker serviks dengan pengobatan holistic krioterapi (cryotherapy). IVA Test dan Papsmear tidak hanya bermanfaat untuk mencegah risiko kanker serviks, melainkan juga sebagai deteksi dini. 

"Jadi, bila ada plak putih atau lesi prakanker setelah tes IVA, pasien bisa melakukan pengobatan krioterapi (cryotherapy). Krioterapi ini bisa mengobati kanker serviks yang terdeteksi dini," imbuhnya.

Bude Karwo menyebutkan, di Jatim sudah relatif banyak yang melalui pemeriksaan dengan IVA test hingga tahun 2016 mencapai sekitar 145.711 perempuan dengan dokter yang menangani sebanyak 562 orang, serta bidan yang menangani 2.924 orang. Namun masih terdapat beberapa kendala, karena dari jumlah penduduk terdapat sekitar enam juta perempuan di Jatim berpotensi terkena kanker serviks.

Untuk itu, Bude Karwo yang juga Ketua TP PKK Provinsi Jatim ini mengajak pemerintah kabupaten/kota termasuk istri bupati/walikota untuk menjadi Ketua YKI di daerah masing-masing. Hal ini dilakukan agar dapat memotivasi masyarakat untuk memeriksakan secara dini untuk kanker serviks,

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement