Kamis , 19 May 2016, 11:26 WIB

Balitbang Kementan Hasilkan Kopi Luwak Probiotik

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Dwi Murdaningsih
dok Republika
Kopi luwak menjadi salah satu kuliner eksotis yang dihargai tinggi.
Kopi luwak menjadi salah satu kuliner eksotis yang dihargai tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil membuat kopi luwak probiotik. Berbeda dengan kopi luwak pada umumnya, kopi ini dihasilkan dari mikroba probiotik yang dimiliki oleh binatang luwak.

Kepada Balitbang Kementan Muhammad Syakir mengatakan, ‎pengembangan kopi luwak probiotik didasari dengan semakin banyaknya minat penikmat kopi luwak, membuat produsen kopi luwak mulai kewalahan untuk melakukan produksi kopi ini. Melihat potensi tersebut, Balitbang kemudian berinisiatif untuk membuat kopi luwak probiotik yang rasanya sama dengan kopi luwak konvensional.

"Ini dibuat agar keberadaan kopi luwak semakin banyak. Apalagi minat masyarakat dalam dalam negeri dan wisatawan asing terus meningkat untuk mendapat kopi luwak," ujar Syakir, di kantornya, Kamis (19/5).

Syakir menjelaskan, rasa kopi luwak probiotik yang difermentasi dengan mikroba yang berperan dalam pencernaan ‎luwak, tidak memiliki rasa berbeda. Artinya kopi luwak probiotik ini memiliki cita rasa setara dengan kopi luwak yang dihasilkan melalui proses pencernaan pada umumnya.

Sejauh ini, lanjut Syakir, permintaan kopi luwak memang semakin meningkat. Sayang produsen kopi luwak tidak bisa mengharapkan produksi dari kotoran hewan liar. Hal ini membuat perkembangan usaha budidaua binatang luwak guna memproduksi kopi tersebut.

Namun Teknik budidaya luwak untuk menghasilkan kopi justru membuat harga kopi melambung. Sebab adanya biaya tambahan seperti pemelihataan luwak yang membutuhkan dana lebih karena konsumsi mereka yang cukup mahal. Ditambah dengan persoalan kesejehateraan luwak yang dianggap terlalu mengintimidasi mereka menjadi hewal penghasil kopi, produksi kopi luwak bisa saja semakin anjlok.

"Dengan sistem ini, biaya produksi kopi Luwak bisa lebih murah dibandingkan dengan penggunaan luwak hidup. Produksi juga lebih mudah dan bisa disesuaikan kebutuhan," papar Syakir.

Selain memiliki rasa kopi yang setara dengan kopi luwak yang dibuat konvensional, kopi luwak probiotik ini juga bisa diproduksi dengan cita rasa bervariasi sesuai dengan jenis luwak dan kopinya. Kopi ini pun lebih ramah lingkungan dan dapat menghilangkan perasaan jijik pada sebagain penikmat kopi.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan