Kamis 19 May 2016 09:28 WIB

Benarkah Obat Hipertensi Timbulkan Disfungsi Ereksi?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Foto: ist
Hipertensi atau tekanan darah tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, Hipertensi merupakan faktor risiko yang menyebabkan disfungsi ereksi (DE) pada pria. Hal ini diperkuat dengan berbagai penelitian di dunia mengenai kaitan antara keduanya. Bahkan ditenggarai salah satu pemicunya adalah obat hipertensi itu sendiri, benarkah?

Wakil Ketua 1 Indonesian Society of Hipertension (InaSH), dr Tunggul D. Situmorang, SpPD-KGH, mengungkapkan angka kejadian DE pada hipertensi cukup besar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Giuliano tahun 2004 yang meneliti 7.689 pasien (umur rata-rata 59 tahun) dengan kuisioner Sexual Health Inventory in Men ditemukan bahwa dari 3.906 responden yang menjawab kuisioner dan menderita hipertensi (tidak diabetes), terdapat 67 persen responden yang terserang DE.

“Ini berarti dua diantara tiga orang yang hipertensi menderita DE,” tambahnya kepada wartawan dalam Press Conference World Hypertension Day di Jakarta, Rabu (18/5).

Penelitian lain dilakukan Doumas tahun 2006. Ia meneliti bahwa pasien hipertensi di Yunani terserang DE sebesar 35,2 persen yang berkaitan dengan umur, jangka waktu terserang hipertensi dan penggunaan obat hipertensi. Ada lagi penelitian yang dilakukan Mittawae ditahun yang sama dengan cara mengevaluasi fungsi seksual dari 800 pasien hipertensi di Mesir dan ditemukan sebanyak 43,2 persen terserang DE.

“Kalau di Indonesia belum ada datanya karena sulit mendapatkan datanya,” ujar dokter yang juga ahli Nefrologi ini.

Mekanisme terjadinya DE, lanjutnya, sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk usia, perokok, kelebihan berat badan, kadar lemak yang tinggi (kadar kolesterol atau trigelserida yang tinggi) bahkan sebagian golongan OAH antara lain diuretic dan beta blocker "dicurigai" ikut serta menimbulkan DE, walaupun belum ada bukti yang sangat jelas.

Menurut Tunggul, hipertensi merupakan faktor risiko yang bisa dicegah. Karena itu DE pada hipertensi juga bisa dicegah dengan mengendalikan tekanan darah secara baik (mencapai target) dan jangka panjang, mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada, serta mengendalikan penyakit-penyakit penyerta lainnya (co-morbid disease).

Selain itu, pilihlah obat-obat antihipertensi yang aman, tidak berisiko terjadinya DE. Untuk menghindari DE pilihlah OAH dengan baik. Misalnya pilih ACE inhibitor (ACEI), Calsium Channel Blocker(CCB), Aldosterone Receptor Blocker (ARB), BB generasi baru dan Nebivolol. Bukan hanya itu, ubahlah gaya hidup Anda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement