Rabu 11 May 2016 17:00 WIB

Sadiq Khan, Wali Kota Muslim untuk London

Red:

Berdiri tegak di selatan Kota London sebuah gereja katedral Southwark. Dikenal sebagai Mother Church of Anglican Diocese of Southwark, ia dikelilingi geliat ibu kota.

Bangunan bersejarah dari 1839 itu bergeming dengan atap-atap menjulang di tepi selatan Sungai Thames, dekat dengan London Bridge. Jalur-jalur kereta dan bangunan memadati area sekitarnya.

Pada Sabtu (7/5) gereja ini menjadi saksi sejarah peresmian wali kota London yang baru. "Nama saya Sadiq Khan dan saya wali kota London," kata pria berambut abu-abu berkulit cokelat di podium gereja.

Sadiq Aman Khan, wali kota Muslim pertama di ibu kota negara Barat, dilantik di sana. Hari itu, gereja dipenuhi para pendukungnya serta sejumlah kolega penting. Mantan pemimpin Partai Buruh, Ed Miliband dan Baroness Doreen Lawrence, tampak di kursi depan.

Orang-orang bertepuk tangan riuh sambil berdiri ketika Khan berjalan ke podium. Kepala gereja Southwark, Andrew Nuun, mengatakan, pelantikan wali kota baru ini membawa atmosfer karnaval di gedung sakral tersebut.

Khan memenangkan 1.310.143 suara dalam pemilu wali kota melawan anak konglomerat Inggris, Zac Goldsmith. Dengan angka itu, Khan menerima mandat terbanyak dalam sejarah perpolitikan Inggris.

Menurut data statistik dari United Kingdom Cencus 2011, sekitar 38 persen Muslim Inggris tinggal di London atau sekitar 607 ribu orang. Islam adalah negara mayoritas kedua di Inggris dengan jumlah 2.786.635. Tapi, jumlah ini hanya menempati 4,4 persen dari total populasi.

Jumlah Muslim terus meningkat di Eropa, tak terkecuali di Inggris. Menurut BBC, populasi negara pimpinan Perdana Menteri David Cameron itu bertambah sekitar 0,63 persen per tahun. Kantor Statistik Nasional memperkirakan, ada 64,1 juta orang di Inggris pada Juni 2013.

The Telegraph melaporkan, jumlah Muslim di Inggris telah melebihi tiga juta orang. Sebagian besar dari mereka adalah imigran. Menurut demografi, hampir sebagian dari tetangga di London adalah Muslim.

Kantor Statistik Nasional memperkirakan, London akan menjadi kota mayoritas Muslim dalam 10 tahun ke depan. Inggris juga dikenal dengan negara dengan populasi Muslim terbesar di Eropa.

Khan menempati posisi penting sebagai pionir dari mungkin pemimpin-pemimpin Muslim yang akan datang lainnya di Eropa. Identitas Khan membuat ia menempati posisinya yang sekarang. Ia dilihat sebagai "orang luar" yang bisa dipercaya untuk mandat memimpin ibu kota penting di negara Eropa.

Besar di rumah bersubsidi

Khan datang dari keluarga imigran asal Pakistan. Ia hidup di rumah subsidi pemerintah bersama tujuh saudaranya yang lain. "Setiap hari, saya melihat ayah dan ibu bekerja, sehingga setibanya saya bisa bekerja, saya mulai bekerja," kata dia.

Ayah Khan seorang sopir bus dan ibunya penjahit. Ia mulai bekerja ketika remaja pada akhir pekan setelah hari-hari sekolah. Ia bekerja di berbagai tempat seperti tempat konstruksi bangunan.

"Kami harus bekerja keras karena anugrah bisa tinggal di sini," kata Khan. Pada penduduk London, pria 45 tahun itu berjanji menjadi wali kota untuk semua. "Ambisi saya yang paling berkobar adalah memastikan semua warga London mendapat kesempatan yang sama, seperti yang diberikan kota ini kepada saya," katanya.

Khan menjanjikan kepemimpinan paling transparan, terikat dan terjangkau dari yang pernah ada. Khan berlatar belakang hukum. Ia sekolah hukum di University of North London dan memiliki nilai baik hingga menjadi pengacara kawakan.

Ia menjadi trainee pada 1994 di sebuah firma hukum Christian Fisher pimpinan pengacara HAM, Louise Christian. Tiga tahun kemudian, saat usianya 27 tahun, ia berhasil setara di firma tersebut dan mengubah nama perusahaan menjadi Christian Khan.

Khan memenangkan sejumlah kasus tingkat tinggi saat bekerja di sana. Ia memenangkan kompensasi untuk orang-orang yang mengalami diskriminasi rasial juga salah tangkap. Tapi, sejauh ia menggeluti hukum, ia tidak puas dan berpikir untuk menjadi pembuat peraturan.

Akhirnya, ia memulai karier politiknya. "Jika kau berada di pemerintah, kau adalah legislator, pembuat kebijakan, dan kau punya kesempatan untuk membuat hukum yang bisa meningkatkan hajat hidup jutaan orang," kata dia kepada Law Gazette pada 2004.

Pada 2005 Khan memenangkan kursi anggota parlemen untuk Tooting. Ia menjadi satu dari lima orang dari etnis minoritas yang terpilih. Ia mewakili Partai Buruh yang diikutinya sejak usia 15 tahun.

Dua bulan setelah masuk House of Commons atau majelis rendah di parlemen Inggris, ia tersorot karena tragedi pengeboman pada 7 Juli. Saat itu, Khan semakin terangkat karena dikait-kaitkan dengan ideologi Islam ekstrem. Perannya sebagai salah satu dari komunitas Muslim menjadi jalannya untuk naik meski tidak dengan cara halus.

Khan sempat menggunakan haknya untuk bergabung dengan pemberontak Buruh lainnya melawan rencana Perdana Menteri Tony Blair. Blair ingin setiap orang terduga pelaku teror bisa ditangkap meski tanpa dakwaan hingga 90 hari.

Khan mendeskripsikan dirinya sebagai golongan kiri yang lunak bersama dengan Ed dan Gordon Brown. Meski jalannya di Partai Buruh tidak mulus, ia masih bisa menunjukkan kepiawaiannya. Khan juga adalah manajer kampanye Ed Miliband dalam pemilu partai hingga ia jadi pemimpin.

Pemimpin Partai Buruh saat ini, Jeremy Corbyn, mengatakan, Khan adalah sosok yang pas untuk London. Setelah dinyatakan menang pada Jumat (7/5) malam, ia berkicau dengan tagar #YesWeKhan.

"Tak sabar bekerja denganmu untuk membuat London yang adil untuk semua," katanya.    Oleh Lida Puspaningtyas/reuters/ap, ed: Yeyen Rostiyani

***

Dikaitkan dengan Ekstremis

Jalan menuju kursi wali kota cukup sulit dilalui bagi anggota kaum minoritas, terutama Muslim. Di tengah gempuran Islamofobia dan beragam stigma negatif, tidak aneh jika Khan disamaratakan dengan ekstremis.

Sejumlah media membahas kedekatannya dengan banyak sosok dan kelompok pendukung ekstremisme. Khan bersumpah untuk menjadi Muslim yang memerangi beragam aksi teror. Tapi, banyak pihak meragukan.

Selama kampanye, ia menghadapi beragam tuduhan yang terkait dengan masa lalunya. Lawan Khan dari Partai Konservatif, Zac Goldsmith, membantainya habis-habisan. Ia mengatakan, karier Khan dahulu sebagai pengacara hak asasi manusia (HAM) tidak lepas dari Muslim radikal.

Goldsmith menuduh Khan memberikan platform, udara, dan perlindungan bagi ekstremis Muslim. Ia membahas hubungan Khan dengan Suliman Gani, seorang imam Muslim di Tooting. Gani terkait dengan kelompok Islam Hizbut Tahrir dan Shaker Aamer, seorang anggota Alqaidah yang dicap teroris dan ditahan di Guantanamo Bay.

Gani juga terkait dengan Tayyibun Institute yang berbasis di London. Pemerintah Inggris menyebut tempat itu mempromosikan ekstremisme meski tanpa kekerasan. Khan dan Gani berada dalam satu acara yang didukung Anwar Al-Awlaki pada 2004. Ia adalah imam Amerika radikal yang tewas dalam serangan drone AS di Yaman pada 2011.

Menurut Times, Khan berhubungan sedikitnya empat kali dengan penyelenggara acara dari Stop Political Terror. Kelompok ini terkait dengan CAGE, sebuah kelompok yang menyebut Jihadi John dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sebagai pria muda yang gagah.

Pada 2004 Khan juga merupakan kepala penasihat hukum di Muslim Council of Britain. Kelompok ini disebut-sebut terkait dengan Ikhwanul Muslimin. Khan juga membela Yusuf al-Qardawi, seorang Muslim kelahiran Mesir yang dilarang masuk Inggris.

Selain itu, masih banyak stigma ekstremisme yang ditempelkan pada ayah dua anak ini. Ia menghadiri acara yang juga dihadiri tokoh-tokoh ekstrem, ia mengikuti pawai massal menolak diskriminasi Muslim. Ia ikut demo di Trafalgar Square untuk protes publikasi kartun Muhammad.

Ia memberikan pidato di Global Peace and Unity Converence yang digelar Islam Channel. Kelompok ini disebut media Inggris sebagai regulator ekstremisme. Khan ikut mendukung boikot produk Israel.

Ia mendukung Federation of Student Islamic Societies (FOSIS) yang salah satu pendirinya berasal dari Ikhwanul Muslimin. Pemerintah Inggris mengkritik FOSIS karena mempromosikan Islam ekstrem. Dalam debat pemilu yang disiarkan BBC pada 18 April, Khan merespons semua tuduhan-tuduhan itu.

Ketika ditanya apakah ia menyesal berbagi tempat dengan 'para ekstremis', ia menjawab, "Saya menyesal memberikan kesan bahwa saya mengikuti pandangan mereka padahal saya berpikir pandangan itu mengerikan," katanya.

Yang terbaru, Khan menuduh Perdana Menteri David Cameron menggunakan taktik Donald Trump untuk mencoba memecah komunitas. Sehari setelah resmi menjadi wali kota, Khan mengecam Cameron yang juga mencoba menghubungkannya dengan ekstremis Islam.

"Mereka menggunakan ketakutan dan sindiran untuk membuat etnis dan agama yang berbeda melawan satu sama lain," kata Khan dalam surat kabar the Observer. Lebih lanjut, ia berharap, Partai Konservatif tidak akan mengulangi hal itu lagi.    Oleh Lida Puspaningtyas/reuters, ed: Yeyen Rostiyani

***

Data Pribadi

Nama: Sadiq Aman Khan

Lahir: Tooting, London, 8 Oktober 1970

Partai: Buruh

Keluarga : Saadiya Ahmed (istri sejak 1994-sekarang), Anisah (anak, lahir 1999) dan Ammarah (anak, lahir 2001)

Almamater: University of North London College of Law

Jabatan:

1. Shadow Minister for London (16 Januari 2013 – 11 Mei 2015)

2. Shadow Secretary of State for Justice (8 Oktober 2010 – 11 Mei 2015)

3. Shadow Secretary of State for Transport (14 Mei 2010 – 8 Oktober 2010)

4. Minister of State for Transport (4 Oktober 2008 – 8 Juni 2009)

5. Anggota parlemen Tooting (Sejak 2005)

6. Shadow Lord Chancellor

Sumber: reuters/bbc

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement