Senin 09 May 2016 13:00 WIB

Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI: Pemerintah tak Siap Bangun Pariwisata

Red:

Bagaimana kondisi dunia pariwisata Indonesia saat ini?

Yang digencarkan pemerintah untuk mendorong industri pariwisata, tidak sejalan dengan yang terjadi di lapangan. Pertama, buruknya infrastruktur di lokasi pariwisata seperti jalan menuju tujuan wisata, sehingga mengganggu kenyamanan dan keamanan konsumen.

Bahkan, pengalaman saya di Pantai Anyer, terjadi tingginya pungli di sektor pariwisata. Saya dipungut Rp 100 ribu untuk sebuah pantai, sebagai jasa masuk dan parkir. Persoalannya, hal tersebut tidak resmi, tetapi dibiarkan. Akhirnya, membuat orang malas datang ke Anyer. Pemerintah tidak siap dengan infrastruktur di sektor pariwisata.

Apa saja kelemahan daya saing pariwisata Indonesia?

Secara umum, itu. Kemudian, promosi kurang, khususnya untuk wisatawan asing.

Apa yang harus diperhatikan pemerintah dalam meningkatkan pariwisata?

Infrastruktur secara umum, manajeman kepariwisataan, visi misi seperti apa. Misalnya, kalau kita di Korea Selatan, wisatawan asing akan digiring dulu untuk mengenal museum-museum. Di Korea, itu diwajibkan. Artinya, tujuannya jelas.

Ketika datang ke Korea Selatan, kita diperkenalkan dengan  peradaban mereka. Sedangkan (pariwisata) kita tidak ada paket wisata seperti itu untuk mengenalkan peradaban Indonesia seperti apa. Itu juga terjadi di berbagai negara, seperti Amerika.

Perbaikan infrastruktur meliputi sanitasi juga, seperti toilet. Bahkan, terkadang (toilet) gak ada dan kumuh.

Fokus utama yang harus dibenahi?

Misalnya, manajeman pariwisata. Berapa tarifnya, atau berapa harga makanan dan minuman yang wajar. Rata-rata justru meninggikan harga, yang kemudian justru membuat pengunjung malas membeli. Kalau kita datang ke tempat wisata kena restribusi, ok. Tapi, levelnya kecil.

Yang paling besar, industri makanan dan minuman, dan suvernir harganya juga perlu diatur. Mungkin 50 persen dari harga pasar. Tetapi, kalau jadi 200 persen, orang jadi malas mengeluarkan uang.

Mestinya, skala ekonomi yang lebih besar. Bukan ongkos masuknya di tempat wisata itu (yang lebih besar), tapi bagaimana industri makanan itu yang bisa menggerakan sektor riil. Di pariwisata Indonesia, standar harganya belum ada.

Perlu pembinaan?

Bukan hanya pembinaan, tapi juga regulasi, seperti perda pariwisata.

Keunggulan pariwisata Indonesia dibanding negara lain?

Kondisi alam yang sangat bagus dan tidak dimiliki negara lain, seperti pantai, pegunungan, wisata sejarah, kuliner, banyak. Punya keunggulan tapi tidak dikelola pemerintah.

Pariwisata berpotensi mendongkrak devisa negara. Apakah upaya yang dilakukan pemerintah saat ini sudah efektif?

Belum efektif. Tidak siap pemerintah.

Pemerintah menargetkan kunjungan 20 juta wisatawan, akankah tercapai?

Target itu boleh, tapi kemudian harus ada upaya untuk mendukung target itu. Infrastuktur dibenahi, hak-hak konsumen dipenuhi. Harus ada kenyamanan bagi pengunjung.   Oleh Dessy Suciati Saputri, ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement