Senin 02 May 2016 14:00 WIB

Ade Marfuddin, Ketua Rabithah Haji Indonesia: Jamaah Butuh Transparansi BPIH

Red:

Foto: dok. Istimewa  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Bagaimana pandangan Anda tentang penurunan BPIH?

Penurunan itu cuma masalah harga avtur dan kurs dolar AS, yang dibutuhkan justru uraian secara perinci, transparansi.

Penurunan BPIH belum diperlukan?

Memang tidak harus selalu menurun, yang terpenting jamaah tahu perincian BPIH.

Perincian seperti apa?

Ya, jamaah pasti mau tahu uang mereka untuk apa, pemondokan berapa, ini dan itu berapa. Jadi, mereka tahu berapa sebenarnya total uang yang dibutuhkan untuk haji.

Manfaat transparansi apa buat jamaah?

Kita bisa murnikan biaya haji yang jujur, berapa subsidi dana optimalisasi, jamaah jadi tahu.

Menurut Anda selama ini bagaimana?

Ya, selama ini pemerintah menggeneralisasikan, seluruh dana subsidi jamaah disamakan.

Disamakan maksudnya seperti apa?

Orang yang berangkat haji tahun 2016 kan mereka yang menabung sejak 2007 atau 2008, bukan berbarengan, tidak bisa disamakan.

Kenapa tidak bisa diperlakukan sama?

Sebab, masa simpan uang mereka di bank tentu bervariasi, tetapi kenapa saat proses atau pemberian subsidi malah disamakan.

Jika transparansi tidak dilakukan bagaimana?

Ya, berarti ada sebuah kezaliman di sini, dari sisi syar'i, bisa jadi menghambat kemabruran seorang jamaah haji. Sebab, itu dana yang mengendap di bank milik jamaah haji, kalau tidak ada transparansi, artinya mereka menggunakan hak orang tanpa izin.

Bagaimana seharusnya?

Seharusnya, sisa uang jamaah yang ada di bank dapat dipertanggungjawabkan. Orang yang menabung lama dan baru, jelas tidak bisa disamakan.

Jadi yang terpenting transparansi?

Ya, jelas, jamaah butuh transparansi, naik atau turun transparansi akan menenangkan. Jamaah tahu uang mereka digunakan untuk apa, kalaupun subsidi mereka bisa ikhlas karena jelas.  c25 ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement